Berita Batang
Vaneza Pelajar SMKN 1 Warungasem Batang Raih Juara Favorit Lomba Desain 3D
Kontes tersebut diselenggarakan oleh 3D Academy Indonesia bekerja sama dengan Pola Garmen Indonesia.
Penulis: dina indriani | Editor: m zaenal arifin
Sangat berbeda ketika merancang busana secara manual, yang hanya dapat dilihat gambar saja.
Namun ketika merancang menggunakan teknologi 3D, ada dua dimensi yang bisa digunakan untuk mendesain dan lewat teknologi tiga dimensi hasil dapat dilihat langsung.
“Hasil pola rancangannya bisa bergerak dan ditampilkan dalam bentuk vidio, dilihat dari kualitasnya kalau manual cuma dua dimensi saja, tapi harus diimbangi dengan keterampilan khusus.
"Sedangkan teknologi 3D, lebih mudah dan cepat, namun hanya bisa diterapkan pada komputer dengan spesifikasi khusus,” terangnya.
Sementara dalam pangsa pasar, tentu banyak desainer yang melirik teknologi tersebut sehingga anak didik harus berusaha mengembangkan kompetensinya dalam memanfaatkan teknologi 3D untuk merancang sebuah busana, mengingat kemajuan teknologi sangat pesat mulai dari 4.0 bahkan saat ini menuju 5.0.
“Dari sisi ekonomi nantinya kemampuan anak di bidang desain 3D bisa diterapkan untuk berbisnis."
"Para desainer bisa memanfaatkan jasa mereka untuk merancang busana dengan teknologi sehingga hasilnya lebih cepat dan menarik, dengan nilai Rp 100 Ribu sampai Rp 500 Ribu, tergantung kerumitannya,” pungkasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.