Dukung Regenerasi Petani, Gus Haiz Dorong Pemkab Jepara Sediakan Beasiswa Jurusan Pertanian

TRIBUNPANTURA.COM, JEPARA - Minimnya minat generasi milenial menjadi petani harus segera dicarikan solusi.

Ketua DPRD Jepara Haizul Ma'arif mengungkapkan permasalahan tersebut harus mendapat perhatian serius dari pemerintah.

Pria yang akrab disapa Gus Haiz itu mendorong adanya beasiswa untuk program studi pertanian. Beasiswa itu diberikan secara berkelanjutkan dari tingkat SMK hingga perguruan tinggi.

"Agar nantinya banyak muncul sarjana baru dengan kompetensi pertanian," ujarnya saat mengisi dialog interaktif di Radio Kartini, Selasa (14/3/2023).

Baca juga: Sosialisasikan Perda Terbaru, Pemkot Pekalongan Bakal Kemas Lewat LCC Kadarkum 2023

Gus Haiz setuju kalau pemerintah memberikan beasiswa kepada anak-anak didik yang mengambil jurusan di pertanian.

Menurutnya, usaha tani tak sebatas aktivitas mengolah lahan ataupun bercocok tanam. Namun, ada upaya manajemen yang tepat pada tiap prosesnya sehingga mampu mendongkrak produktivitas.

Oleh sebab itu, kata dia, pentingnya campur tangan dan pemikiran para cendekia pertanian, khususnya petani milenial.

"Petani tidak harus mencangkul, tapi manajemen juga harus kita miliki," imbuhnya.

Gus Haiz menambahkan lahan sawah yang ada di Jepara harus mendapat perlindunga.  Pihaknya mendorong terciptanya perlindungan lahan sawah lewat Perda Rencana Tata Ruang Wilayah.

Baca juga: Deretan Keluarga Pejabat Pamer Kekayaan, Baju Merek Mahal, Tas Branded Hingga Anting Rp 11 Miliar

Saat ini Ranperda RTRW masih menunggu persetujuan dari Kementerian ATR/BPN.

Setelah nantinya disetujui dan disahkan menjadi perda, Gus Haiz meminta semua pihak mematuhu produk hukum tersebut.

"Harus menjadi komitmen bersama sehingga tak beralih fungsi, agar ketahanan pangan ini tetap terjaga," ujarnya.

Sementara itu, Kepala DKPP Diyar Susanto mencatat jumlah luasan lahan pertanian di Kabupaten Jepara saat ini sekitar 25 ribu-26 ribu hektare.

Sedangkan untuk kelompok tani total ada sebanyak 1.120. Produksinya selain dominan beras yang masih surplus, dituturkannya, juga ada komoditas baru seperti porang dan sorgum.

"Produksi pertanian ini sering konotasinya pasti di beras padahal ada banyak komoditas," tuturnya.