Berita Tegal

Makam Habib Muhammad bin Thohir Al Haddad di Tegal Selalu Ramai Didatangi Peziarah

Makam Haddad atau dikenal sebagai pemakaman habaib di Jalan Salak Kelurahan Kraton, Kecamatan

|
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: muh radlis

TRIBUNPANTURA.COM, TEGAL - Makam Haddad atau dikenal sebagai pemakaman habaib di Jalan Salak Kelurahan Kraton, Kecamatan Tegal Barat, menjadi saksi sejarah perkembangan Islam di Kota Tegal. 


Di lokasi tersebut terdapat makam wali min auliya illah, Al Imam Al Habib Al Qutub Muhammad bin Thohir Al Haddad. Beliau merupakan ulama besar ahli ilmu fiqih, ilmu mantiq, dan ilmu balaghah dari Kota Geidun, Hadramaut, Yaman. 


Makam Habib Muhammad bin Thohir Al Haddad selalu ramai dikunjungi para peziarah, terutama saat haul yang diperingati setiap malam tanggal 15 Sya’ban/ malam nisyfu Sya’ban, dan tanggal 15 Sya’ban pagi hari. Banyak orang dari berbagai kalangan dan daerah berbondong-bondong hadir.


Makam beliau berada dalam kubah di sisi selatan Masjid Ar Raudhah, di Komplek Pemakaman Haddad. Tepat di sebelah makam beliau adalah makam anaknya, Habib Husein bin Muhammad bin Thohir Al Haddad.


Lalu bagaimana sejarahnya? Berikut kisahnya.


Cicitnya, Habib Ahmad Anis menceritakan, Habib Muhammad bin Thohir Al Haddad merupakan ulama besar dari Kota Geidun, Hadramaut, Yaman yang lahir pada 1274 Hijriyah atau 1838 M. Beliau putra dari Al Habib Thohir bin Umar Al Haddad seorang ulama besar ahli ilmu tafsir dan ilmu hadits di Kota Geidun.


Beliau lalu safar atau menempuh perjalanan untuk berdakwah ke berbagai negara, antara lain India dan Indonesia. 


Kedatangannya ke Indonesia merupakan yang ketiga kalinya sebelum kemudian meninggal dunia di Kota Tegal. Beliau bersama para pengikutnya juga pernah berdakwah di beberapa kota lainnya, di pulau Jawa.


Beliau wafat di usia 42 tahun 8 bulan pada 13 Sya’ban 1316 Hijriyah atau 1885 M.


“Kalau melihat sejarah, beliau itu di Tegal cuma tujuh hari. Jadi seperti hanya lewat untuk singgah, tiba-tiba meninggal dunia. Tetapi ini menjadi keberkahan bagi Kota Tegal,” kata Habib Anis kepada tribunjateng.com, Sabtu (1/4/2023).


Habib Anis mengatakan, ada banyak keistimewaan yang dimiliki oleh Habib Muhammad bin Thohir Al Haddad


Beliau dikenal sebagai sosok dermawan yang suka membantu orang tidak mampu, gemar menyantuni anak yatim, senang menghormati tamu, dan sudah hafal Al-Quran, kitab Irsyad, kitab Alfiyah Ibnu Malik, dan banyak kitab-kitab lain yang telah beliau hafal saat mencapai umur tamyiz. 


Habib Anis melanjutkan,  bahwa dalam sejarah hidup habib Muhammad bin Thohir Alhaddad tertulis bahwa ayahnya berkata, "Di saat aku mendidik anakku Muhammad, aku tidak perlu menyuruhnya untuk mengerjakan sesuatu dan melarangnya mengerjakan sesuatu", yang berarti bahwa habib Muhammad bin Thohir dari kecilnya memang sudah memiliki keistimewaan.


Beliau memiliki adab dan akhlak yang tinggi, sudah diberi kepahaman tentang mana yang baik dan buruk, sehingga ayahnya pun tidak mendapat kesulitan untuk mendidik beliau.


Bahkan maqom atau kedudukannya disebut mewarisi kedudukan tiga ulama besar, yaitu Syekh Abdul Qadir AlJailani, Al Habib Abu Bakar Al’aydrus, dan Al Habib Abdullah bin Alwy Al Haddad (pengarang ratib Al Haddad).


“Beliau tidak senang dipuji dan tidak sibuk dengan cacian. Saat ada yang mencaci, beliau menjawab maqom saya adalah maqom kasih sayang,” ungkapnya. 


Beberapa ulama memberikan julukan untuk Habib Muhammad bin Thohir Al Haddad


Antara lain, Habib Muhammad bin Sholeh Al Atthas menyebut beliau menempati kedudukan Habib Abdullah Al Adni Al’aydrus.


Habib Idrus bin Umar Al Habsyi menjuluki sosoknya sebagai keajaiban dunia, lalu Habib Ahmad bin Hasan Al Atthas menjuluki sebagai lautan ilmu yang tiada bertepi. 


“Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi pengarang maulid Simthudduror memberikan julukan beliau sebagai seseorang yang hidup untuk agama, dunia dan akhiratnya,” jelasnya. 


Asal Mula Makam Haddad


Habib Anis mengatakan, keberadaan Makam Haddad atau pemakaman habaib sudah ada sekira 130 tahun lalu. 


Saat itu di Kota Tegal sudah ada ulama besar yang menetap dan memilki majelis, yaitu Habib Muhammad bin Idrus Al Habsyi. 


Tiba-tiba Habib Muhammad bin Thohir Al Haddad datang ke Kota Tegal untuk bersinggah setelah berdakwah dari arah timur menuju arah barat.


Tidak lama hanya sekira 7 hari, beliau meninggal dunia. Kemudian oleh Habib Muhammad bin Idrus Al Habsyi, beliau dimakamkan di pemakaman yang saat ini dikenal dengan nama Makam Haddad. 


“Habib Muhammad bin Idrus Al Habsyi beli tanah itu. Belum lama ini baru diketahui di dalam arsip eigendom, tanah itu atas nama Habib Muhammad bin Idrus Al Habsyi,” katanya. 


Menurut Habib Anis, Habib Muhammad bin Idrus Al Habsyi merupakan pencetus haul pertama kali di Indonesia. Saat itu haul diadakan untuk mengenang wafatnya Habib Muhammad bin Thohir Al Haddad.


Karena itu, saat ini haul yang diadakan pun sudah yang ke- 130. 


“Haul pertama di Indonesia itu di Tegal. Banyak orang datang berkumpul untuk berdoa dan ziarah ke beliau, sudah sejak 130 tahun lalu,” jelasnya. 


Sebagai informasi berikut nasab Habib Muhammad bin Thohir Al Haddad.


Habib Muhammad bin Thohir bin Umar bin Abu Bakar bin Ali bin Alwy bin Abdullah shohibur ratib (pengarang ratib Al haddad) bin Alwy bin Muhammad bin Ahmad bin Abdullah bin Muhammad bin Alwy bin Ahmad bin Abu Bakar bin Ahmad bin Muhammad bin Abdullah bin Ahmad bin Abdurrahman bin Alwy bin Muhammad bin Ali bin Alwy bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Ahmad Muhajir bin Isa bin Muhammad An Naqib bin Ali Al Uraidhi bin Ja'far Ash Shadiq bin Muhammad bin Muhammad Baqir bin Ali Zaenal Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Thalib karamallahu wajhah suami dari Fatimah Az Zahra putri Rasulullah SAW. 


Habib Muhammad bin Thohir Al haddad mendapatkan kedudukan yang tinggi karena mujahadahnya yang tinggi dan pengorbanan dalam berdakwah yang luar biasa.


Sehingga Kota Tegal bisa merasakan manfaat dan berkahnya sampai detik ini walaupun beliau hanya tinggal sekira 7 hari di Tegal.


"Mudah-mudahan kita semua bisa lebih semangat lagi ke depannya, termasuk dalam hal mendidik anak-anak agar bisa menjadi penerus dakwah di jalan para salaf seperti jalannya habib Muhammad bin Thohir Al haddad," tutup Habib Anis mengakhiri ceritanya.

Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved