Berita Pekalongan
58 Guru di Kota Pekalongan Dilatih Jadi Fasilitator Anti Perundungan
Sebanyak 58 guru di Kota Pekalongan, dilatih fasilitator guru anti perundungan, di aula B Kantor Dindik setempat.
Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: muh radlis
TRIBUNPANTURA.COM, KAJEN - Sebanyak 58 guru di Kota Pekalongan, dilatih fasilitator guru anti perundungan, di aula B Kantor Dindik setempat.
Kabid SMP Dindik Kota Pekalongan Toni Wibiyanto mengatakan, kegiatan ini dilatarbelakangi karena banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan dari tindakan bullying (perundungan) pada anak.
"Ini dilakukan untuk menekan dari dampak bullying.
Kami ikut sertakan, dua guru dari semua SMP baik negeri maupun swasta di kota Pekalongan terdiri dari guru BK dan pembina OSIS, dengan total 58 guru dalam kegiatan ini," kata Kabid SMP Dindik Kota Pekalongan Toni Wibiyanto, saat rilis yang diterima Tribunjateng.com, Selasa (16/5/2023).
Toni menjelaskan bahwa akibat yang ditimbulkan dari tindakan perundungan sangat mempengaruhi kesehatan mental korban, lebih-lebih jika korban masih usia anak-anak sangat dikhawatirkan akan berdampak pada masa depannya.
"Setelah kegiatan ini, rencana akan dibentuk agen perubahan di tingkat SMP dengan melibatkan siswa.
Saat ini, memang sudah membentuk hanya sekolah penggerak ditunjuk langsung oleh pusat.
Sedangkan kami ingin, semuanya punya pemahaman dan segera membentuk supaya lingkungan satdik punya keadaan nyaman, aman dari kekerasan maupun perundungan," jelasnya
Sementara itu, pengawas SMP dan fasilitator nasional, Teguh Apriyanto mengatakan selain diberikan materi peserta juga akan menindaklanjuti dengan aksi nyata pada pelaksanaan pelatihan kali ini.
"Pada kesempatan ini saya didampingi oleh LP-PAR Kota Pekalongan, fasilitator nasional dari SMPN 12 dan SMPN 14 yang sudah dilatih di tingkat nasional," katanya.
Terkait tujuan ini yakni, menyiapkan guru untuk melatih anak menjadi agen perubahan di sekolah. Khususnya, dalam rangka untuk mengurangi bullying maupun perundingan.
"Selain itu juga menyebarkan nilai-nilai positif. Materi yang diberikan diadopsi dari materi program ROOTS yang dimiliki Unicef untuk pemerintah," imbuhnya.
Menurutnya, kegiatan ini jadi momen yang luar biasa untuk Kota Pekalongan tidak hanya bagi pihak sekolah tetapi orang tua dan masyarakat.
Sebab, banyak pelaku bullying tidak merasa atau menyadari bahwa perilakunya termasuk bullying.
Padahal bullying bagi anak-anak luar biasa dampak untuk psikologis dan mental.
"Yang kita ingin, bullying kita tekan baik di tingkat sekolah, masyarakat dan keluarga, khusus kota Pekalongan punya keinginan perundungan di sekolah bisa diminimalisir syukur-syukur zero kasus," ujarnya.
Nasib Tukang Becak Jadi Perhatian Serius Pemkot Pekalongan |
![]() |
---|
SPMB SD Kota Pekalongan 2025, Ini Syarat dan Jalur Masuknya, Tanpa Tes Calistung |
![]() |
---|
Wujud Kepedulian, TP PKK Kota Pekalongan Bantu Warga Terdampak Banjir di Kramatsari |
![]() |
---|
Pekalongan Raih WTP Empat Kali Berturut-Turut, Fadia: Cermin Pemerintahan Bersih dan Transparan |
![]() |
---|
Aiptu Ahmad Syaifudin, Polisi Inspiratif yang Bina Ratusan Pelajar Lewat Pencak Silat di Pekalongan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.