Tes Calistung Masuk SD Dihapus, Bunda PAUD Kota Pekalongan Beri Penjelasan Begini

TRIBUN-PANTURA.COM, PEKALONGAN - Transisi PAUD-SD terus dipersiapkan oleh Pemkot Pekalongan.

Terkait hal tersebut, Bunda PAUD Kota Pekalongan Inggit Soraya menekankan agar tidak terjadinya miskonsepsi pada pelaksanaan penghapusan tes membaca, menulis dan menghitung (Calistung) di PPDB SD dan pengenalan calistung bagi anak usia dini. 

"Bukan berarti, calistung suatu topik tidak penting untuk diajarkan di PAUD. Pengenalan calistung boleh dimulai dari PUAD, mulai dari numerasi dan abjad, namun point pentingnya anak-anak usia dini tidak dituntut menghafal tapi memaknai yang diajarkan," kata Bunda PAUD Kota Pekalongan Inggit Soraya saat rilis yang diterima, Selasa (4/7/2023) usai sosialisasi transisi PAUD bagi satuan pendidikan kecamatan Timur di Yogya Mall.

Inggit mengungkapkan, pemberian materi calistung bisa cukup di tataran aktivitas alamiah, namun meninggalkan calistung juga bukan sesuatu yang tepat.

Ini bahkan, dapat menjadi berbahaya dan mengancam masa depan anak jika mereka sama sekali tidak dikenalkan.

"Maka dari itu, perlu adanya metode khusus yang diberikan ke anak usia dini. Metode yang tidak menimbulkan tuntutan besar bagi anak."

"Adanya tes saat awal masuk sekolah itu bertujuan untuk mengenal potensi dan kemampuan anak. Jadi nantinya, proses dan metode belajar yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang anak senangi dan minati," ungkapnya.

Dijelaskan Inggit, yang menjadi tujuan utama dalam pembelajaran anak usia dini yakni 6 aspek kemampuan fondasi antara lain, mengenal nilai agama dan budi pekerti, keterampilan sosial dan bahasa untuk berinteraksi, kematangan emosi untuk berkegiatan di lingkungan belajar.

Lalu, kematangan kognitif untuk melakukan kegiatan belajar, pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri untuk berpartisipasi di lingkungan belajar secara mandiri, dan pemaknaan belajar adalah suatu hal yang menyenangkan dan positif.

"Proses keenam fondasi ini perlu dikuasai oleh anak dan diajarkan oleh satuan pendidikan, serta dibangun secara berkelanjutan mulai dari PAUD hingga SD agar anak tidak memiliki persepsi bahwa sekolah hanyalah belajar mengenai calistung," jelasnya.

Inggit berharap, tidak ada lagi miskonsepsi atau pemahaman yang salah antara pelaksanaan peniadaan tes calistung pada PPDB SD, dan pengenalan calistung bagi anak usia dini baik oleh guru dan orang tua. (*)