Kecelakaan Kereta Api di Semarang
Beri Kode Darurat ke Masinis KA Brantas Sebelum Tabrak Truk, PJL Madukoro: Saya Lari 400 Meter
Penjaga Jalan Lintasan (PJL) dari Dishub Kota Semarang, Agus Setiawan harus lari sejauh sekira 400 meter demi memberi kode darurat kepada masinis.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: m zaenal arifin
TRIBUN-PANTURA.COM, SEMARANG - Penjaga Jalan Lintasan (PJL) dari Dishub Kota Semarang, Agus Setiawan harus lari sejauh sekira 400 meter demi memberi kode darurat kepada masinis Kereta Api 112 Brantas.
Ia memberikan kode khusus yang di kalangan mereka disebut sebagai kode 3 sebagai informasi bahwa di tengah perlintasannya ada truk berhenti.
Masinis yang mendapatkan kode tersebut segera merespon dengan memberikan kode 35.
Setelah itu, masinis memfungsikan rem emergency sehingga cukup waktu untuk menyelamatkan diri dan ratusan penumpang.
"Saya berteriak ke sopir. Namun, karena kereta sudah dekat saya berlari sampai 400 meter ke arah barat atau arah kereta datang."
"Saya beri kode pakai Hand Lamp ke masinis habis itu saya dengar suara klakson disusul suara keluaran gas rem sebanyak tiga kali," paparnya, Kamis (20/7/2023).

Baca juga: Ganjar Hadiri Even Lari Bareng Jurkam Milenialnya di Bogor Sabtu Besok, Dimana Zinedine Alam Ganjar?
Kecelakaan tersebut memang tak terhindarkan karena jarak dan kecepatan kereta api tak cukup waktu untuk mengerem sampai di perlintasan tersebut.
Agus mengatakan, sekira tiga menit sebelum kecelakaan sudah mengaktifkan sirine bunyi di palang pintu sebagai tanda kereta hendak melintas.
Ia sudah diberitahu di pos sebelumnya bahwa ada kereta api jenis Brantas dari arah Jakarta ke Blitar hendak melintas.
Di sisi lain, dari arah utara ke selatan truk trailer tetap melintas meski sudah ada suara sirine.
Nahasnya, truk tiba-tiba tersangkut ketika hendak melintasi rel kedua yang berada di sisi selatan.
"Truk lewat palang masih terbuka. Disusul palang menutup. Truk bukan mogok tapi tersangkut, mesin truk masih menyala," bebernya.
Baca juga: Wujudkan Desa Mandiri, Pemkab Brebes Luncurkan Si Paras Desa, Ini Maksudnya
Sopir truk masih berusaha menyelamatkan diri dari sangkutan tersebut.
Namun dari jeda waktu yang ada tak cukup untuk menyelamatkan diri.
"Sopir sempat melambaikan tangan ke arah kereta," katanya.
Selepas tabrakan antara kereta api dan truk, Agus mendengar teriakan histeris dari para penumpang.
Banyak teriakan yang berujar kalimat kebakaran sehingga ada beberapa penumpang panik lalu berhamburan lewat pintu lokomotif.
Baca juga: Begini Curhat Guru SD Negeri di Batang Tak Dapat Siswa Baru: Padahal Sekolah Kami Berprestasi
Pengamatannya, para penumpang yang turun sebagian di gerbong satu dan dua.
Gerbong yang lain masih berada di dalam.
"Saya sempat mengingatkan kepada penumpang di gerbong 4 supaya tidak panik tetap di dalam gerbong," jelasnya.
Sesudah itu, ia lalu menghubungi korlap keamanan di Polsuska, dan call center 112.
"Pertama kali datang tim Damkar Kota Semarang, kedua dari Polsuska baru tim relawan menyusul," bebernya.
Menurutnya, kejadian serupa hampir terjadi ketika truk tangki melintas di perlintasannya.
Baca juga: PKK Kota Pekalongan Gelar Pelatihan Sulap Limbah Konveksi Jadi Sajadah Kekinian
Kejadiannya tiga bulan lalu.
Beruntung ketika itu masih cukup waktu sehingga memberitahukan ke KAI untuk mengevakuasi truk dan menunda perjalanan kereta.
"Ada dua lah kejadian pernah tersangkut seperti itu. Tapi jeda dengan kereta panjang jadi bisa dihandel. Kemarin pas truk kejebak waktu mepet," ucapnya.
Ia pun mengingatkan kepada pengguna jalan untuk tetap mematuhi aturan yang ada sebab bukan karena sirine atau palang kereta, aturan sudah jelas pengguna jalan wajib mendahulukan perjalanan kereta api.
"Pengguna jalan juga wajib berhenti untuk mengawasi situasi keamanan perlintasan," tandasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.