Berita Tegal

Bupati Tegal Launching Tim Tanggap Insiden Keamanan Siber, Ini Perannya

Bupati Tegal Umi Azizah, resmi melaunching Tim Tanggap Insiden Keamanan Siber atau Computer Security Incident Response Team (CSIRT) Kabupaten Tegal.

Tribunpantura.com/Desta Leila Kartika
Bupati Tegal Umi Azizah, simbolis melaunching Tim Tanggap Insiden Keamanan Siber atau CSIRT (Computer Security Incident Response Team) Kabupaten Tegal, dalam rangka terwujudnya keamanan data dan informasi, bertempat di Pendopo Amangkurat, Senin (23/10/2023). 

TRIBUN-PANTURA.COM, SLAWI - Bupati Tegal Umi Azizah, resmi melaunching Tim Tanggap Insiden Keamanan Siber atau Computer Security Incident Response Team (CSIRT) Kabupaten Tegal, dalam rangka terwujudnya keamanan data dan informasi, di Pendopo Amangkurat, Senin (23/10/2023).

Dalam sambutannya, Bupati Tegal Umi Azizah mengungkapkan, melalui peran tim CSIRT ini ke depan insiden-insiden keamanan digital seperti peretasan laman, pencurian, ataupun perusakan data yang pernah terjadi atau pernah dialami bisa ditekan risikonya serendah mungkin.

Sehingga aspek keamanan ini menjadi hal yang penting dan prioritas, saat konektivitas global di daerah terus meningkat seiring implementasi SPBE ataupun Smartcity

Serangan siber berupa peretasan pada institusi pemerintah ini tidak hanya terjadi pada laman ataupun server, tapi juga akun media sosial seperti akun Youtube resmi DPR RI yang menayangkan video judi online. 

Sehingga ini menunjukkan masih lemahnya sistem pertahanan siber di Indonesia.

"Melalui pembentukan tim tanggap insiden keamanan siber atau CSIRT ini, kita berupaya meningkatkan koordinasi dan komunikasi untuk menanggulangi insiden siber, termasuk memulihkan objek yang terkena serangan siber. Melalui tim ini pula kita berharap kapasitas atau kompetensi dan kapasitas tim CISRT di masing-masing OPD bisa lebih ditingkatkan," ungkap Umi Azizah.

Dikatakan Umi, serangan siber biasanya menyusup masuk melalui celah keamanan sistem yang longgar, termasuk kelemahan literasi dari sisi penggunanya.

Sehingga di sini diperlukan upaya kolektif untuk mencegah, melindungi sistem dan datanya.

Artinya, kesadaran keamanan siber dari sumber daya aparatur pemerintah sangat diperlukan untuk memperkecil risiko serangan.

Seperti tidak menggunakan password yang mudah ditebak, atau password yang tidak pernah diganti secara berkala.

Lupa logout usai membuka aplikasi, mungkin terkena phising masuk jebakan situs atau aplikasi yang mendorong untuk memasukkan indentitas diri.

Termasuk user dan password yang sama dan biasanya dipakai untuk login ke aplikasi SPBE, ke laman organisasi dan sebagainya.

"Sehingga di sini, saya memandang individu justru yang paling rentan terpapar dan menjadi pintu masuk serangan siber," kata Umi.

Umi berharap, CISRT Kabupaten Tegal bisa terus berkembang dengan memanfaatkan kecerdasan buatan untuk menekan biaya komputasi dan biaya koordinasi dalam pembangunan program.

Termasuk program pertahanan dari serangan siber mengingat kemampuan kognitif AI ini terus meningkat.

Meski berbagai langkah preventif terkait serangan siber terus dibangun, lanjut Umi, manajemen untuk memikirkan langkah apabila serangan siber berhasil membobol pertahanan sistem pemerintahan ini juga harus dikuatkan.

Analisis risiko, langkah untuk merespons, serta kalkulasi biaya dan manfaat dalam konteks terjadinya serangan siber perlu disimulasikan untuk menguji kesiapan manajemen dalam berbagai skenario yang mungkin terjadi terkait serangan siber.

"Dan ini saya minta CISRT Kabupaten Tegal bisa mensimulasikan," tegas Bupati Umi.

Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tegal Nurhayati menjelaskan, setelah dilaunching Bupati Tegal nantinya ada tindak lanjut yaitu bimbingan teknis selama dua hari mulai Selasa (24/10/2023) dan Rabu (25/10/2023).

Nantinya tiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan Kecamatan ada agen CISRT, sehingga mana kala terjadi insiden tim tersebut yang akan menangani atau bertanggungjawab bagaimana cara penanganannya.

Ketika ada insiden yang tidak bisa tertangani di tingkat OPD dan Kecamatan, nantinya naik ke tingkat Kabupaten Tegal, jika tetap tidak bisa, maka langsung ke tingkat Provinsi Jateng bersama BSSN.

Sehingga Nurhayati menilai, setelah ini harus terjalin kolaborasi dan komitmen bersama bahwa ada kesadaran untuk mengamankan informasi data yang dikelola masing-masing OPD.

"Termasuk dalam hal ini yaitu keamanan informasi pribadi, sehingga nantinya ada proses edukasi kepada masyarakat bagaimana data pribadi diamankan, sekaligus cara menindaklanjuti ketika terjadi masalah. Harapannya dengan launching Tim Tanggap Insiden Keamanan Siber atau CSIRT ini, keamanan informasi di wilayah Kabupaten Tegal akan lebih terjaga," jelas Nurhayati.

Diterangkan Nurhayati, sejauh ini Kabupaten Tegal memiliki 148 aplikasi dan dari jumlah tersebut sebanyak 11 aplikasi dinonaktifkan (takedown) karena sudah tidak digunakan.

Direktur Keamanan Siber dan Sandi Pemerintah Daerah (BSSN) Hasto Prastowo, menambahkan sejauh ini kabupaten/kota yang sudah melaunching Tim Tanggap Insiden Keamanan Siber atau CSIRT sebanyak 49 di seluruh Indonesia.

Sedangkan Kabupaten Tegal sendiri merupakan daerah ke-13 se Jawa Tengah yang melaunching Tim CSIRT.

"Jadi CSIRT ini merupakan sebuah tim yang di dalamnya terdapat Security Information and Event Management (SIEM), alat monitoring, dan alat komunikasi khusus antar agen. Sehingga nantinya jika ditemui masalah dalam suatu sistem, semuanya bisa saling berkolaborasi baik tingkat Kabupaten, Provinsi maupun nasional," imbuh Hasto. (*)

Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved