Berita Pekalongan

Begini Tanggapan Nelayan Pekalongan Terkait Janji Ganjar Pranowo yang Akan Putihkan Kredit Macet

Begini tanggapan nelayan Pekalongan terkait janji Ganjar Pranowo yang akan putihkan kredit macet seluruh nelayan di Indonesia.

Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: m zaenal arifin
Dokumentasi
Ganjar saat mengecek pasokan solar bagi nelayan di SPBN Kampung Nelayan Bandengan, Kabupaten Kendal, Kamis (15/9/2022). 

TRIBUN-PANTURA.COM, PEKALONGAN - Kesiapan Calon Presiden (Capres) nomor urut tiga, Ganjar Pranowo memutihkan utang atau kredit macet seluruh nelayan di Indonesia mendapat tanggapan positif dari sejumlah nelayan di Kota Pekalongan.

"Saya senang pak, senang kalau ada sampai seperti itu. Karena sertifikat rumah saya saat ini ditahan sama dinas," ujar Suntono (71) nelayan warga Kampung Nelayan Maju (Kalaju) Pantaisari, Kota Pekalongan, Kamis (21/12/2023).

Ia mengaku, sudah tidak lagi menjadi nelayan lagi karena perahu sudah dijual dan uangnya digunakan untuk membuka warung kecil-kecilan di teras rumah yang diubah menjadi kios.

Dari hasil berjualan, barang-barang kelontong bersama istrinya tersebut, dirinya menghidupi anggota keluarganya selama beberapa tahun belakangan. 

"Saya sudah tidak bisa melaut lagi, sudah tua. Modal tidak ada, sertifikat ada di dinas. Akhirnya perahu saya jual untuk hidup bersama anak istri," ucapnya.

Suntono mengaku, masih menanggung utang yang nilainya sudah tidak teringat lagi karena penghasilannya yang dipotong tiap kali melelang ikan tidak jelas catatannya.

"Dulu saya mendapat bantuan modal dari pemerintah Kota Pekalongan sebesar Rp 40 juta. Waktu itu disuruh mengambil ke dinas, namun saat mau diambil uangnya harus menyerahkan sertifikat atau BPKB," ungkapnya.

Ia mengatakan, awalnya bantuan modal namun jadinya seperti utang.

Tiap kali lelang ikan, hasilnya dipotong Rp 1 juta dan itu berlangsung selama bertahun-tahun.

Namun setelah dicek, cicilan yang dipotong dari lelang hasilnya membuat kecewa lantaran hanya tertulis masih mengangsur Rp 1 juta, padahal bertahun-tahun dipotong.

"Itulah yang membuat saya kecewa dan marah, kondisi melaut pasang surut tidak selalu bagus hasilnya tetap dipotong akhirnya kehabisan modal tidak bisa mengembalikan," katanya.

Hal serupa juga disampaikan oleh Hertin (55) nelayan warga Kalaju, Pantaisari, Pekalongan Utara yang juga masih menanggung hutang dari almarhum suaminya.

"Saya janda mas, sudah ditinggal suami cukup lama."

"Saya tidak tahu utang almarhum suami masih tersisa berapa, penghasilan saya pas-pasan dari berjualan makanan kecil," katanya.

Ia mengaku almarhum suaminya menyerahkan dua sertifikat untuk bisa mengambil bantuan modal sebesar Rp 20 juta.

Halaman
12
Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved