Berita Tegal
Tiga Puskesmas di Kabupaten Tegal Ini Mulai Terapkan Integrasi Layanan Primer, Apa Maksudnya?
Implementasi ILP akan diuji coba di tiga puskesmas terpilih yaitu Puskesmas Slawi, Puskesmas Kedungbanteng dan Puskesmas Bumijawa.
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: m zaenal arifin
TRIBUN-PANTURA.COM, SLAWI - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tegal meluncurkan sekaligus menyosialisasikan Integrasi Layanan Primer (ILP) di Grand Dian Hotel Slawi, beberapa waktu lalu.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Kabupaten Tegal Suspriyanti, mengatakan Pemkab Tegal akan memberi dukungan yang bersifat pengaturan dan pelayanan dari keterkaitan pelaksanaan program dan kegiatan yang dilaksanakan.
“Kami mendorong keberhasilan pendayagunaan, dan pemberdayaan Posyandu dalam integrasi pelayanan kesehatan primer,” kata Suspriyanti, dalam rilis yang diterima, Jumat (8/3/2024).
Suspriyanti juga berharap, pelaksanaan ILP mampu memberikan kebutuhan dasar untuk kemajuan bidang kesehatan bagi masyarakat.
Baca juga: BCA Auto Show Digelar di Pekalongan, Banyak Promo Menarik Kredit Kendaraan
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal Ruszaeni, melaporkan implementasi ILP akan diuji coba di tiga puskesmas terpilih yaitu Puskesmas Slawi, Puskesmas Kedungbanteng dan Puskesmas Bumijawa.
Pada kesempatan itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal juga turut serta menyosialisasikan ILP kepada lintas sektoral dan lintas program.
"Kegiatan launching dan sosialisasi ILP ini dihadiri kurang lebih 100 orang dari lintas sektoral dan lintas program Dinkes," ujar Ruszaeni.
Ruszaeni menjelaskan, Integrasi Layanan Primer (ILP) merupakan pilar pertama dari transformasi sistem kesehatan yang bertujuan untuk mendekatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat.
Sedangkan perubahan mendasar transformasi ini mencakup siklus hidup sebagai platfom integrasi pelayanan kesehatan dan platfom menguatan promosi serta pencegahan.
Selain itu, mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui jejaring hingga ke tingkat desa dan dusun, serta memperkuat pemantauan wilayah setempat dengan dashboard situasi data kesehatan per desa atau kelurahan.
Baca juga: Rudenim Semarang Deportasi Dua WNA Asal Ukraina, Ini Penyebabnya
Ruszaeni juga mengungkapkan, kegiatan di tingkat puskesmas, akan dibagi menjadi lima klaster yakni klaster satu untuk manajemen, klaster dua untuk ibu dan anak, klaster tiga untuk usia dewasa dan lansia, klaster empat untuk penanggulangan penyakit menular dan klaster lima untuk lintas klaster.
"Untuk paket pelayanan yang komprehensif setiap klasternya akan diberikan berupa skrining, diagnosa penyakit, pengobatan dan konseling terhadap masalah kesehatan, deteksi dini, penemuan kasus dan kontak survei, penyelidikan epidemiologi, serta pengendalian vektor dan lingkungan terhadap penyakit menular," ungkap Ruszaeni.
Di tingkat desa, sambung Ruszaeni, terdapat puskesmas pembantu yang diampu bidan, perawat dan dua kader koordinator.
Sedangkan di tingkat dusun atau RW terdapat kegiatan posyandu yang terintegrasi para kader, dan didampingi petugas dari puskesmas pembantu. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.