Berita Tegal

Melihat Inovasi Terbaru Shanum Ecoprint and Craft Tegal, Manfaatkan Limbah Teh Jadi Produk Bernilai

Shanum Ecoprint and Craft terus berinovasi menciptakan produk terbaru yang kali ini mengangkat kearifan lokal Kabupaten Tegal.

Tribunpantura.com/Desta Leila Kartika
Owner Shanum Ecoprint and Craft Fica Ariyanti, menunjukkan beberapa produk varian Tea Series saat ditemui di rumah yang juga dijadikan sebagai toko dan proses pengerjaan. Beralamat di Perumahan Pesona Abadi Blok E1, nomor 13, Slawi Kulon, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, pada Jumat (31/5/2024). 

TRIBUN-PANTURA.COM, SLAWI - Menjadi salah satu produk UMKM unggulan, Shanum Ecoprint and Craft terus berinovasi menciptakan produk terbaru yang kali ini mengangkat kearifan lokal Kabupaten Tegal. 

Adapun kearifan lokal Kabupaten Tegal yang dimaksud, yaitu memanfaatkan limbah sisa produksi teh sebagai pewarna alami kain yang dikombinasikan dengan unsur bunga melati sebagai motif utama. 

Seperti yang diketahui, Kabupaten Tegal juga dikenal dengan sentra industri olahan minuman berbahan baku teh. 

Melihat potensi kearifan lokal tersebut, Shanum Ecoprint and Craft akhirnya mengeluarkan produk terbaru berkonsep Tea Series

Hal ini diungkapkan Owner Shanum Ecoprint and Craft Fica Ariyanti, saat ditemui di rumah yang juga dijadikan sebagai toko dan proses pengerjaan, beralamat di Perumahan Pesona Abadi Blok E1, nomor 13, Slawi Kulon, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, pada Jumat (31/5/2024). 

Menurut Fica, selain berfungsi sebagai bahan dekorasi, wangi dari bunga melati dipakai sebagai bahan campuran pada minuman teh olahan, dan Kabupaten Tegal menjadi salah satu dari dua sentra produksi bunga melati terbesar di Indonesia. 

"Sehingga motif bunga melati juga kami gunakan sebagai icon Tea Series produk Shanum Ecoprint and Craft. Untuk produk Tea Series ini, kami ada enam varian yang semuanya ada unsur teh nya," ungkap Fica Ariyanti. 

Fica menerangkan, pihaknya bekerja sama dengan salah satu pabrik teh terbesar di Kabupaten Tegal untuk mengolah limbah teh yang nantinya digunakan sebagai pewarna alami. 

Dikatakan Fica, pemanfaatan limbah teh menjadi pewarna alami sangat menghemat waktu produksi, karena perebusan kain hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit saja. 

Dibandingkan ketika menggunakan pewarna lainnya yang membutuhkan waktu sampai 45 menit. 

Tea Series produk Shanum Ecoprint memiliki beberapa varian, yaitu Jasmine Tea yang menampilkan perpaduan warna alami teh dan ada motif bunga melati. 

Kemudian Boba Brown Sugar Tea, merupakan perpaduan warna alami teh dengan motif daun lanang dan daun jati yang digunting bulat menyerupai boba.

Sappan Tea, perpaduan warna alami teh yang dikombinasikan dengan kayu secang dan taburan motif melati. 

Ada juga varian Butterfly Pea Tea, kombinasi alami teh dengan tannin bunga talang. 

Terakhir, ada varian Mango Tea, merupakan perpaduan warna alami teh dengan tannin daun mangga. 

"Untuk Tea Series selain di kain, kami juga ada produk Lili Cluth (tas kecil) yang terdapat motif bunga melati, dan pewarna alami dari teh."

"Sedangkan best seller produk kami juga ada jam tangan yang untuk bagian jam nya menggunakan material kayu maple, sonokeling, dan kayu jati. Selain ada motif bunga melati, pewarnaan pada jam tangan juga menggunakan limbah teh," terang Fica. 

Terkait harga khusus produk Tea Series, dikatakan Fica untuk kain ukuran 1x2,5 meter harga Rp 300 ribu. 

Sedangkan produk Lili Cluth (tas kecil), harga Rp 350 ribu. 

Jam tangan yang ukuran kecil harga Rp 550 ribu dan yang besar Rp 600 ribu. 

Khusus jam tangan, dikatakan Fica bagi yang memiliki kulit sensitif dan gampang iritasi sangat aman karena terbuat dari bahan-bahan alami. 

Hal itu dibuktikan Fica, karena ia sendiri pun menggunakan produk jam tangan tersebut. 

"Pemasaran produk Shanum Ecoprint and Craft masih di wilayah nasional. Sedangkan untuk pemasaran di luar negeri kami bekerja sama dengan sanggar seni tari, jadi ketika mereka show ke luar negeri nantinya produk kami dibawa di pameran."

"Selain itu, biasanya juga untuk oleh-oleh keluarga atau kerabat yang tinggal di luar negeri. Produk yang paling laku untuk oleh-oleh di luar negeri yaitu tas. Insyaallah kami sedang merencanakan masuk ke beberapa platform pasar Eropa," tutup Fica. (*)

Sumber: Tribun Pantura
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved