Pilwakot Semarang
Pilkada Kota Semarang Diprediksi Diikuti Dua Pasang Calon, PDIP Usung Incumbent
Peta politik Pilkada Semarang 2024 diprediksi akan ada dua atau tiga poros.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: m zaenal arifin
TRIBUN-PANTURA.COM, SEMARANG - Peta politik Pilkada Semarang 2024 diprediksi akan ada dua atau tiga poros.
Hal itu disampaikan Pengamat politik Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang, Andreas Pandiangan, saat Forum Group Discussion Membaca Peta Politik Jelang Pilwakot Semarang 2024, yang digelat oleh Fomos, di Hotel Neo, Jumat (28/6/2024) sore.
Melihat perolehan kursi pada pemilihan legislatif lalu, menurutnya, Kota Semarang bisa terbentuk tiga poros dalam pilwakot nanti.
"Kalau saya lihat kalau tidak dua ya tiga. Mungkin kalau untuk claon tunggal agak sulit. Dugaan saya kalau tidak dua ya tiga," ungkap Andreas.
Prediksinya, poros pertama dipimpin PDIP. Partai berlambang banteng ini memiliki kemungkinan besar mengusung petahana Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu.
Kemudian, poros Partai Demokrat yang akan memunculkan sosok CEO PSIS, Yoyok Sukawi.
Poros terakhir, poros Partai Gerindra. Sejauh ini, memang belum ada sosok internal yang kuat dari Gerindra. Namun, tokoh eksternal memiliki kemungkinan diusung Gerindra yaitu Sekda Kota Semarang, Iswar Aminuddin.
Meski demikian, menurutnya, ada juga kemungkinan Pilwakot Semarang hanya ada dua poros koalisi yakni PDIP yang mengusung Ita sebagai petahana dan Demokrat yang berkoalisi dengan Gerindra mengusung Yoyok Sukawi.
"Tapi bisa jadi dua, mungkin PDIP dan PKS, lalu Gerindra dengan Demokrat. Tapi, saya melihat lebih cenderung tiga, ini melihat dari jumlah kursi, lalu popularitas tiga pasang, dan tiga nama itu (Mbak Ita, Yoyok, Iswar) potensial," terangnya.
Lebih lanjut, Andreas memaparkan, peta koalisi politik di Kota Semarang juga akan melihat atau mempertimbangkan koalisi di tingkat Jawa Tengah. Patai akan mengambil risiko yang paling kecil.
"Idealnya, pola koalisi di provinsi tidak jauh beda dengan di kota. Di Semarang pemilihnya besar. Kalau (koalisi) sama, akan lebih gampang. Beda koalisi provinsi dan kota kemungkinan tidak akan terjadi. Akan sama," ujarnya.
Sementara itu, berdasarkan hasil survei INDO RISET Strategis, yang dipaparkan Peniliti Galih Pramilu Bakti menyebut, elektabilitas Incumbent Ita masih diatas Yoyok Sukawi dengan selisih 6,7 persen.
“Secara spontan, sebanyak 33,5 responden akan memilih Mbak Ita, sebanyak 26,8 persen akan memilih Yoyok Sukawi, dan 10,3 persen akan memilih Ade Bhakti. Masih ada 23,7 persen belum menentukan pilihan atau tidak menjawab,” kata Galih dalam acara FGD tersebut.
Kemudian, kandidat wali kota dan wakil wali kota yang popuper paling banyak adalah Mbak Ita (Incumbent), diikuti oleh Yoyok Sukawi, dan Soemarmo HS.
Namun, kandidat yang paling banyak disukai adalah Yoyok Sukawi dengan angka 49,6 persen, diikuti Ade Bhakti 48,3 persen, dan Mbak Ita 47,7 persen.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.