Mahasiswa PPG UPS Tegal Buat Bantal Ampas Eco Enzyme dari Kulit Buah, Ini Manfaatnya

TRIBUN-PANTURA.COM, TEGAL - Mahasiswa program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan Universitas Pancasakti (UPS) Tegal menggelar karya proyek kepemimpinan di Halaman Rektorat UPS Tegal, Kamis (22/8/2024).

Ada puluhan stan yang berjajar memamerkan karyanya. 

Satu yang menarik adalah produk bantal kesehatan atau bantal ampas eco enzyme yang diolah dari kulit buah. 

Produk tersebut dipamerkan oleh kelompok mahasiswa PPG program studi bimbingan konseling (BK) Gelombang 1.

Perwakilan mahasiswa, Nayla Kautsari mengatakan, kelompoknya membuat produk-produk olahan yang berasal dari kulit buah lalu diproses secara eco enzyme. 

Seperti bantal kesehatan yang penggunaannya seperi memakai koyo.

Manfaatnya untuk mengatasi susah tidur dan keluhan lainnya seperti mudah kecetit, linu dan sakit kepala.

Produk dari olahan eco enzyme lainnya, ada face mist, lulur, sabun batang, sabun lulur, sabun cair, dan sampo.

"Kami memanfaatkan kulit buah, seperti jeruk, pepaya, semangka, nanas dan sebagainya. Terkecuali kulit buah yang berminyak, keras dan buah," katanya. 

Menurut Nayla, produk olahan ini merupakan implementasi kelompoknya dengan berkolaborasi bersama komunitas Konco Kentel di Desa Karangmulya, Kabupaten Tegal. 

Tujuannya untuk mengurangi limbah di lingkungan dan meningkatkan daya jual dari kulit buah.

"Melalui pameran ini produk dari eco enzyme kami kenalkan. Rencananya kami juga ingin memasarkan ke luar," ungkapnya. 

Dosen pengampu proyek sekaligus Direktur Pascasarjana UPS Tegal, Prof Sitti Hartinah mengatakan, kuliah proyek kepemimpinan ini merupakan bekal untuk menjadi leader ketika selesai dari PPG Prajabatan. 

Targetnya agar tidak hanya pintar mengajar, tetapi juga menciptakan kreativitas sebagai seorang leader saat kerja di masyarakat. 

Apalagi saat ini UPS Tegal menjadi universitas swasta peringkat 8 di Jawa Tengah. 

Ia mengapresiasi, karya produk olahan dari eco enzyme yang merupakan hasil implementasi dengan komunitas Konco Kentel. 

"Kuliah proyek kepemimpinan ini diberikan satu semester. Setelah itu mereka terjun ke lokasi untuk mengimplementasikan teori yang didapatkan saat kuliah," jelasnya. (*)