Berita Blora
Wabah PMK Bikin Pasar Ternak Sapi di Blora Lesu, Pedagang Keluhkan Penurunan Omset dan Harga
Wabah PMK yang kembali merebak di Kabupaten Blora mengakibatkan dampak signifikan pada pasar ternak sapi, terutama di Pasar Pon Blora.
Penulis: M Iqbal Shukri | Editor: m zaenal arifin
TRIBUN-PANTURA.COM, BLORA - Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang kembali merebak di Kabupaten Blora mengakibatkan dampak signifikan pada pasar ternak sapi, terutama di Pasar Pon Blora.
Para pedagang sapi mengeluhkan penurunan tajam dalam penjualan serta penurunan harga jual ternak yang cukup drastis.
Sutrisno (35), salah seorang pedagang sapi di Pasar Pon Blora, mengungkapkan bahwa suasana pasar kini jauh berbeda dengan kondisi normal.
"Sepi, nggak ramai seperti biasanya," keluhnya, Senin (6/1/2025).
Menurutnya, sepinya aktivitas jual beli di pasar tradisional tersebut disebabkan oleh adanya kekhawatiran terkait penyebaran wabah PMK yang tengah melanda daerah tersebut.
Sutrisno menjelaskan, sebelum wabah PMK merebak, dirinya biasa menjual sekitar 10 ekor sapi dalam sehari.
Baca juga: Ratusan Kasus PMK Ditemukan di Blora, Begini Gejalanya, Peternak Diimbau Waspada
Namun, kini jumlah itu menurun drastis.
"Biasanya kan saya bawa 10 ekor, nah ini karena ada PMK hanya bawa 4 ekor. Takut kalau sapi dagangan saya tertular PMK," jelasnya.
Kekhawatiran ini membuat banyak pedagang lebih berhati-hati dalam berjualan dan memilih untuk tidak membawa ternak dalam jumlah besar ke pasar.
Selain itu, wabah PMK juga berdampak pada penurunan harga jual sapi.
Sutrisno mengatakan, sapi yang biasanya dapat terjual seharga Rp 16 juta kini hanya laku di harga Rp 14 juta, bahkan lebih rendah.
"Harga jual jadi anjlok. Misalnya sapi yang harusnya bisa terjual dengan harga Rp 16 juta, jadi hanya terjual Rp 14 juta. Jadi pengaruh PMK ini harga sapi jadi anjlok," tambahnya.
Kekhawatiran Penyebaran PMK
Para pedagang dan pembeli kini lebih waspada dengan potensi penyebaran PMK, yang berpotensi menyerang ternak mereka dan merugikan secara ekonomi.
Peningkatan kekhawatiran ini membuat orang enggan membeli sapi dalam jumlah besar atau ternak yang belum terbukti bebas dari penyakit.
Selain itu, peternak sapi kecil dan pedagang lokal seperti Sutrisno mengungkapkan bahwa selain penurunan jumlah transaksi, mereka juga merasa semakin terpuruk dengan harga jual yang semakin menurun akibat wabah tersebut.
Baca juga: Gua Terawang Ecopark, Destinasi Wisata Alami di Blora, Tawarkan Keindahan Stalaktit Ratusan Tahun
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.