Imlek 2025

Kue Keranjang, Makanan Wajib yang Penuh Makna dalam Perayaan Imlek 2025

Salah satu tradisi yang tak boleh terlewatkan dalam perayaan Imlek adalah kue keranjang atau yang dikenal juga dengan sebutan dodol cina.

Tribunpantura.com/Fajar Bahruddin Achmad
Mindayani Wirjono saat menunjukkan kue keranjang produksinya yang bermerek Sido Makmur di rumah produksi Jalan Belimbing, Kota Tegal, Selasa (7/1/2025). 

TRIBUN-PANTURA.COM, TEGAL – Perayaan Tahun Baru China 2576 Kongzli atau Imlek 2025 akan digelar pada Rabu, 29 Januari mendatang.

Salah satu tradisi yang tak boleh terlewatkan dalam perayaan Imlek adalah kue keranjang atau yang dikenal juga dengan sebutan dodol cina

Kue ini menjadi simbol yang sangat penting bagi warga keturunan Tionghoa, khususnya saat malam Tahun Baru Imlek.

Bagi mereka, kue keranjang bukan sekadar hidangan, melainkan memiliki makna mendalam.

Mindayani Wirjono (84), produsen kue keranjang asal Kota Tegal, mengungkapkan bahwa kue keranjang adalah makanan wajib yang harus ada di malam Tahun Baru Imlek.

"Malam Imlek bagi warga keturunan Tionghoa itu seperti takbiran bagi warga Muslim. Kue keranjang ini harus ada saat sembahyang," ujar Mindayani, pemilik usaha Kue Keranjang Sido Makmur, saat ditemui, Selasa (7/1/2025).

Baca juga: Jelang Imlek, Harga Sejumlah Kebutuhan Pokok di Kota Pekalongan Merangkak Naik

Makna di Balik Kue Keranjang

Kue keranjang memiliki makna simbolis yang mendalam, yaitu sebagai lambang kerekatan dan persatuan keluarga.

Mindayani menjelaskan bahwa bahan utama pembuatannya, yaitu ketan, memiliki makna "kencang", sedangkan gula menggambarkan "manisnya kehidupan".

Bagi banyak keluarga Tionghoa, kue keranjang bukan hanya makanan, melainkan simbol kebersamaan yang wajib ada di tengah keluarga saat merayakan Imlek.

Menurut Mindayani, tidak ada aturan khusus tentang bagaimana kue keranjang harus dikonsumsi.

Baca juga: Melihat Tradisi Tuk Panjang Sambut Imlek di Kota Semarang, Wujud Akulturasi Budaya

Masyarakat boleh memakannya langsung, atau bahkan menggorengnya sesuai selera.

Namun, tradisi yang biasa dilakukan adalah menyantap kue keranjang bersama-sama dalam suasana kebersamaan sambil bercengkerama.

"Konsumsinya di malam Tahun Baru Imlek. Terserah caranya, sesuka hati, yang penting sambil cerita-cerita," ungkapnya.

Kue Keranjang, Lebih dari Sekadar Hidangan

Kue keranjang menjadi bagian yang sangat penting dalam perayaan Imlek karena melibatkan nilai-nilai budaya dan keluarga yang kental.

Selain dimakan di malam Tahun Baru, kue ini sering kali menjadi sajian dalam berbagai acara keluarga lainnya sepanjang tahun, dan menjadi simbol harapan akan keberuntungan, kemakmuran, serta kebahagiaan yang manis di tahun yang baru.

Baca juga: Wajah Kota Semarang Jelang Imlek, Ratusan Lampion Warnai Jalanan hingga Kawasan Pecinan

Dengan berbagai tradisi yang menyertainya, kue keranjang tetap menjadi sajian yang sangat dinanti dalam perayaan Imlek, baik di Kota Tegal maupun di berbagai daerah lainnya.

Di tahun 2025 ini, banyak keluarga Tionghoa yang kembali mempersiapkan kue keranjang sebagai bentuk penghormatan terhadap tradisi dan nilai-nilai yang telah diwariskan turun-temurun. (*)

Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved