UMKM
Melihat Sagon Bubuk Yang-Ti, Jajanan Jadul yang Jadi Primadona Saat Lebaran di Tegal
Di Kabupaten Tegal, khususnya Slawi, Sagon Bubuk Yang-Ti “Makanan Tempoe Doeloe” menjadi pilihan utama para pecinta kuliner tradisional.
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: m zaenal arifin
TRIBUN-PANTURA.COM, SLAWI - Menjelang Idul Fitri 1446 H/2025, masyarakat mulai mempersiapkan berbagai hal untuk menyambut tamu dan keluarga yang berkunjung.
Selain hidangan khas Lebaran seperti opor ayam dan ketupat, aneka jajanan lebaran juga menjadi bagian penting dalam perayaan.
Salah satu camilan tradisional yang tetap eksis hingga kini adalah sagon kelapa bubuk.
Di Kabupaten Tegal, khususnya Slawi, Sagon Bubuk Yang-Ti “Makanan Tempoe Doeloe” menjadi pilihan utama para pecinta kuliner tradisional.
Produk ini merupakan inovasi dari Suci Rahayu, pemilik usaha UMKM Putri Rahayu, yang telah menjalankan bisnisnya sejak 2021.
Sagon Bubuk, Jajanan Jadul yang Tetap Diminati
Meskipun dikenal sebagai jajanan tempo dulu, sagon bubuk masih memiliki banyak peminat dan bahkan menjadi sajian wajib di banyak rumah saat Lebaran.
“Alasan saya memilih usaha sagon bubuk karena di Kabupaten Tegal masih jarang yang membuatnya."
"Saya juga ingin mempertahankan resep keluarga yang diwariskan ibu saya,” ungkap Suci Rahayu saat ditemui di rumah produksinya, Senin (17/3/2025) lalu.
Menjelang Ramadan dan Idul Fitri, permintaan terhadap Sagon Bubuk Yang-Ti meningkat pesat.
“Sebelum puasa saja pesanan sudah mulai berdatangan dari reseller maupun pembeli perorangan."
"Saat Lebaran, produksi bisa mencapai 50 toples per hari, sedangkan di hari biasa hanya sekitar 25 toples,” jelasnya.
Dari Produksi Rumahan ke Pasar Nasional
Berawal dari produksi skala kecil dan pemasaran di koperasi, kini Sagon Bubuk Yang-Ti telah merambah pasar yang lebih luas.
Produk ini tersedia di berbagai retail, rumah makan, toko roti, hingga rest area jalan tol.
Pengiriman juga sudah menjangkau kota-kota besar seperti Magelang dan Semarang.
Harga Sagon Bubuk Yang-Ti cukup terjangkau, yakni Rp 37.500 untuk ukuran 500 gram dalam toples, Rp 17.000 untuk ukuran 250 gram dalam kemasan pouch, dan Rp 20.000 untuk ukuran 250 gram dalam toples.
Rahasia Kelezatan Sagon Bubuk
Suci Rahayu menjelaskan bahwa rahasia utama kelezatan sagon bubuk terletak pada proses penyangraian kelapa yang harus dilakukan selama satu jam tanpa henti agar hasilnya matang sempurna.
“Jika kelapa masih basah, kualitas sagon tidak tahan lama dan bisa cepat tengik,” ujarnya.
Selain sagon bubuk, rumah produksi Putri Rahayu juga membuat berbagai jajanan tradisional lainnya seperti piktul (keripik jintul), keripik tahu, biji ketapang, dan jagung mekar.
Namun, Suci tetap mempertahankan keaslian Sagon Bubuk Yang-Ti dengan tidak menambahkan varian rasa lain.
Bagi masyarakat Tegal, sagon bubuk bukan sekadar camilan, melainkan bagian dari tradisi Lebaran.
“Kalau Lebaran tanpa sagon rasanya kurang lengkap. Tidak hanya orang tua, anak-anak muda pun suka karena rasanya gurih dan manis,” tutup Suci Rahayu.
Dengan meningkatnya minat terhadap jajanan tradisional, Sagon Bubuk Yang-Ti membuktikan bahwa warisan kuliner Nusantara tetap memiliki tempat di hati masyarakat, terutama saat momen istimewa seperti Lebaran. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.