TRIBUNPANTURA.COM, SEMARANG - Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Sukarnoputri, resmi memecat lima kadernya di Jawa Tengah.
Lima orang itu dinilai membelot lantaran melawan instruksi partai terkait pemilihan kepala daerah (pilkada) 2020.
Kelima kader tersebut ada di Kabupaten Semarang (2 orang), Blora, Demak, dan Klaten.
Baca juga: Bupati Semarang Mundjirin dan Anak Dipecat dari PDI-P, Langgar Perintah Partai, Dukung Paslon Lain
Baca juga: Bebas Lewat Program Asimilasi, Residivis Kasus Pembunuhan Ditembak Mati Polisi Seusai Bacok Istri
Baca juga: Libur Panjang Ingin Jelajah Tol Trans Jawa? Berikut Daftar Tarif Tol Jakarta Sampai Surabaya
Baca juga: 40 Pasien Memilih Dirawat Rumah Sakit di Luar Kabupaten Tegal, Bupati Umi: Sakitnya Tuh di Sini
Sekretaris DPD PDI-P Jateng, Bambang Kusriyanto menyatakan surat pemecatan sudah diterbitkan pimpinan partai di tingkat pusat dan ditandatangani Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
"Mereka dianggap tidak patuh dan tidak tegak lurus terhadap rekomendasi partai saat pilkada," kata Bambang, yang karib disapa Kribo, dalam keterangan tertulis yang dikutip Tribunpantura.com, Minggu (25/10/2020).
Lima kader yang dipecat tersebut adalah Bupati Semarang, Mundjirin dan anaknya, Biena Munawa Hatta (Kabupaten Semarang), Dwi Astutiningsih (Blora), Mugiyono (Demak), dan Harjanta (Klaten).
Para kader tersebut dipecat karena maju pilkada dan mendukung lawan pasangan calon (paslon) yang diusung PDI Perjuangan.
Seperti diketahui, di Kabupaten Semarang, Bupati Mundjirin disanksi karena dianggap mendukung istrinya, Bintang Narsasi maju di Pilkada Kabupaten Semarang, begitu juga dengan anaknya, Biena Munawa Hatta, anggota DPRD Kabupaten Semarang Fraksi PDIP.
Sementara, PDI Perjuangan mengusung paslon Ngesti Nugraha-Basari (Ngebas) di Pilkada Kabupaten Semarang.
Di sisi lain, Dwi Astutiningsih dipecat karena maju Pilkada Blora melalui Partai Demokrat.
Padahal partai berlambang kepala banteng telah mengusung Arif Rohman-Tri Yulisetyowati (ARTYS).
Sedangkan Mugiyono juga maju sebagai Calon Bupati Demak dengan menggandeng Badarudin Ma'shum (Gus Bad).
Mugiyono menyeberang ke Partai Gerindra setelah PDI Perjuangan memberikan rekomendasi ke Eistianah-Ali Makhsun.
Terakhir Harjanta dipecat karena maju Pilkada Klaten melalui partai lain. Dia melawan jagoan PDI Perjuangan, petahana Sri Mulyani-Yoga Hardaya.
Bambang Kusriyanto menyatakan para kader tersebut diberi sanksi pemecatan karena dianggap melakukan pelanggaran berat.