Gunung Semeru Erupsi

1 Warga Tewas karena Letusan Gunung Semeru, Operator Beko Penambang Pasir, Terkena Lahar Panas

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi Gunung Semeru saat mengeluarkan awan panas letusan, Selasa (1/12/2020).

Lahar panas mengakibatkan satu orang meninggal dunia. Warga tersebut merupakan operator beko yang sedang bekerja menambang pasir saat Gunung Semeru memuntahkan lahar panas.

TRIBUNPANTURA.COM, LUMAJANG - Seorang warga dilaporkan tewas dan belasan ternak lain mati akibat erupsi Gunung Semeru.

Pantauan wartawan surya.co.id, Rabu (2/12/2020) pagi, di Dusun Dusun Sumbersuro, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, kawasan terdekat kaki Gunung Semeru, hujan abu masih terjadi.

Selain itu, di Sungai Sumbersari masih mengeluarkan asap tebal akibat lahar panas yang mengalir di sungai tersebut.

Baca juga: Gunung Semeru Meletus, Keluarkan Awan Panas Selama 3 Jam, Warga Mengungsi

Baca juga: 86,2Persen Usaha Mikro-Kecil di Jateng Terdampak Covid-19, Kesulitan Operasional dan Bayar Pekerja

Baca juga: Tanggul Sungai Jebol, 900 Lebih Rumah di Majenang Cilacap Terendam Banjir, Warga Mengungsi

Baca juga: Harga Emas Antam di Semarang Hari ini, Mengalami Kenaikan Rp14.000 Berikut Daftar Lengkapnya

Poniman, warga setempat mengatakan, awan panas yang keluar dari letusan Semeru mengakibatkan belasan hewan ternak warga mati.

"Ada empat sapi mati. Kemudian, di utara, ada tujuh kambing yang juga mati," ujar Poniman, Rabu.

Dikatakan Poniman, lahar panas juga membuat penambang pasir mengalami kerugian material. Sepuluh alat berat terjebak dalam bencana alam itu.

Tak hanya itu, di Besuk Kobokan, lahar panas mengakibatkan satu orang meninggal dunia.

Warga tersebut merupakan operator beko yang sedang bekerja menambang pasir saat Gunung Semeru memuntahkan lahar panas.

"Kakak saya itu kan bagian jaga kalau malam, disuruh lari tapi malah berniat menyelamatkan diri, akhirnya tertimbun lahar panas," ungkapnya.

Waspada Level II

Berkaitan dengan aktivitas gunung ini, Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Geologi (PVMBG), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) menetapkan tingkat aktivitas Gunung Semeru dalam status Waspada Level II.

Penetapan status Waspada Level II itu berdasarkan hasil pemantauan visual dan insturmental, serta potensi ancaman bahaya yang ada.

Kendati hanya berstatus waspada level II tetapi aktivitas Gunung Semeru ini sudah cukup aktif.

Dengan beberapa kejadian sebagai berikut:

  • Asap kawah berwarna putih dan kelabu teramati dari puncak.
  • Suhu udara sekitar tercatat sekitar 19-32 derajat Celsius.
  • Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga kencang ke arah utara, timur laut, timur, selatan, barat daya dan barat juga terjadi di gunung api tersebut dan sekitarnya.
  • Erupsi yang terjadi terus-menerus, menghasilkan kolom erupsi berwarna kelabu dengan tinggi maksimum 500 meter dari atas kawah atau puncak.
  • Guguran batu dan kejadian awan panas guguran yang berasal dari ujung lidah lava, dengan jarak luncur maksimum 1 kilometer ke sektor tenggara lereng.
  • Gempa letusan dengan rata-rata 40 kejadian per hari tercatat yang paling mendominasi kejadian di Gunung Semeru.

Sebelumnya, Ahli vulkanologi Surono mengatakan, letusan besar Gunung Semerun belum bisa dipastikan berdasarkan status Waspada level II dan aktivitas di gunung api Semeru saat ini.

"Saya kira sudah cukup, letusan dini hari tadi yang dihasilkan awan panas, letusan sejauh 11 kilometer dari puncak," kata Surono yang akrab disapa Mbah Rono kepada Kompas.com, Selasa (1/12/2020).

Berdasarkan pantauan Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Geologi (PVMBG), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), pada Selasa, 1 Desember 2020, mulai pukul 01.23 WIB, teramati awan panas guguran dari kubah puncak, dengan jarak luncur 2 hingga 11 kilometer ke arah Besok Kobokan di sektor tenggara dari puncak Gunung Semeru.

"Untung dini hari, jika siang hari, ada aktivitas di sungai, enggak kebayang saya," kata dia.

Terkait potensi semburan panas dari kawah Gunung Semeru, Mbah Rono menegaskan bahwa hal itu tidak mungkin terjadi.

"Tidak mungkin (semburan panas), pembentukan kubah lava, ya," ujarnya.

Sementara, mengenai akan berapa lama kondisi aktivitas Gunung Semeru terjadi seperti hari ini, menurut Mbah Rono, kejadian letusan sudah selesai.

"Saya kira sudah selesai, nggak tahu lagi nanti," ucap dia.

Namun, Mbah Rono juga mengingatkan dengan kondisi aktivitas gunung di musim hujan seperti sekarang ini, masyarakat jelas harus waspada diri.

Masyarakat sekitar wilayah Gunung Semeru, haruslah hati-hati jika akan memasuki area Besuk Kobokan karena material awan panas masih sangat panas, meskipun bagus untuk bahan bangunan.

"Hati-hati lahar hujan, utamanya mereka yang beraktivitas di dalam dan di bantaran sungai yang berhulu di Semeru," tegasnya.

Sedangkan, berikut beberapa potensi ancaman bencana Gunung Semeru yang patut diwaspadai masyarakat menurut PVMBG:

  • Lontaran batuan pijar di sekitar puncak.
  • Material lontaran berukuran abu dapat tersebar lebih jauh tergantung arah dan kecepatan angin.
  • Potensi ancaman awan panas guguran dan guguran batuan dari kubang atau ujung lidah lava ke sektor tenggara dan selatan dari puncak.
  • Jika terjadi hujan dapat mengakibatkan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di daerah puncak.

Warga Mengungsi

Hingga kini, warga yang tinggal di dekat kaki Gunung Semeru masih berada di pengungsian.

Aisyah, warga Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo mengatakan, terpaksa sementara waktu harus meninggalkan rumah sebab hujan abu Gunung Semeru kini telah melanda pemukiman warga.

"Ngungsi ke rumah saudara karena takut kalau bertahan di sini," kata Aisyah, Selasa (1/12/2020).

Menurut kesaksiannya, sebelum hujan abu terjadi pada sekitar pukul 02.00 dirinya mendadak terbangun dari tidur lantaran mendengar suara letusan dari Gunung Semeru.

"Memang ada suara letusan Gunung Semeru," ujarnya.

Sementara itu, terpantau di Desa Supiturang, ribuan warga juga terlihat panik.

Beberapa warga ada yang berboncengan motor hingga menumpang mobil pikap untuk mencari tempat yang lebih aman.

Akibatnya kepadatan masyarakat di sejumlah ruas jalan tak terhindarkan.

Sementara itu, menurut dari data BPBD Kabupaten Lumajang, ada dua kecamatan yang terdampak akibat awan panas letusan Gunung Semeru. Yakni, Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro.

Kabid Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang Wawan Hadi Siswoyo mengatakan, seluruh warga dari dua kecamatan itu akan dievakusi di Lapangan Kamar Kajang, Candipuro.

"Kami jadikan satu agar lebih mudah kontrolnya kesehatan dan kebutuhan logistik pengungsi," katanya.

Sementara itu, karena dikhawatirkan Gunung Semeru kembali mengeluarkan awan panas, pihaknya mengimbau bagi masyarakat yang masih bertahan di rumah diminta untuk segera mengungsi ke tempat yang lebih aman. (*)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul UPDATE Gunung Semeru Meletus Tewaskan 1 Warga dan Belasan Ternak, Status Kini dan Prediksi Mbah Rono

Baca juga: Kediaman Mahfud di Madura Digeruduk Ratusan Pendukung Rizieq, Yayak: Massa Ancam Bakar Rumah

Baca juga: Angka Kesembuhan Covid-19 di Jateng Tertinggi di Indonesia, Ganjar: Seiring Masifnya Tes PCR

Baca juga: Wagub Jateng Taj Yasin Maimoen Deklarasi Siap Bertarung dalam Pemilihan Ketua Umum PPP: Ini Amanah

Baca juga: Jenguk Ibu yang Dirawat di RS Pria Ini Terancam Hukuman 7 Tahun Penjara, Remas Payudara Pasien Lain