"Kemarin saya dilapori di SMK Jateng ada yang terpapar terus. Kemudian saya cek penularan dari mana, ternyata dari gurunya," jelas Ganjar.
TRIBUNPANTURA.COM, SEMARANG - Ratusan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Jawa Tengah di Semarang terpapar virus corona Covid-19 dan menjadi klaster baru penularan.
Sekolah yang menerapkan sistem boarding school ini tengah melakukan uji coba menjelang pembelajaran tatap muka pada Januari 2021 mendatang.
Sebelumnya, diketahui ada 27 siswa yang terkonfirmasi positif setelah melakukan tes usap atau swab. Kemudian, setelah melakukan pemeriksaan bertahap, diketahui ada 152 siswa yang tertular.
Baca juga: Ratusan Siswa SMK di Jateng Positif Covid-19, Klaster Baru Penularan Corona. Bagaimana Nasib PTM?
Baca juga: Fakta Lengkap Penembakan Bos Tekstil di Solo: Tersangka Adik Ipar Korban, Masalah Tanah Rp26 M
Baca juga: Perdosari Peringati Hari Disabilitas Internasional, Ini Pesan yang Disampaikan Sri Wahyudati
Baca juga: Plt Bupati Pekalongan Arini Harimurti Lantik Pj Sekda Bambang Irianto, Ini Pesan yang Disampaikan
Sehingga total ada 179 peserta didik. Lima di antaranya sudah dinyatakan negatif dan sembuh.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan, ketika diketahui ada siswa yang positif, uji coba pembelajaran tatap muka ditutup.
Sudah dua hari ini penutupan dilakukan menyusul adanya temuan kasus.
"Sudah kami tutup, dan saya suruh untuk tes semuanya. Kami minta untuk uji coba tutup semuanya, sudah dua hari ini," kata Ganjar, dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Jumat (4/12/2020).
Atas kejadian ini, dia juga meminta sekolah lain yang mengadakan uji coba untuk melakukan tes menyeluruh kepada peserta didik.
Sehingga, bisa diketahui jika ada siswa yang merupakan penderita berkategori orang tanpa gejala (OTG).
Ganjar menuturkan penularan di sekolah kejuruan yang dikelola pemerintah provinsi ini berawal dari guru yang terpapar positif corona.
"Kemarin saya dilapori di SMK Jateng ada yang terpapar terus. Kemudian saya cek penularan dari mana, ternyata dari gurunya," jelas gubernur.
Kasus ini, lanjutnya, menjadi peringatan agar semua pihak tetap berhati- hati dan waspada terhadap penularan covid.
Penerapan protokol kesehatan harus senantiasa dilakukan dimanapun.
Apalagi, pemerintah merencanakan pembelajaran tatap muka yang akan dilakukan pada awal 2021.