TRIBUN-PANTURA.COM, BATANG - Angka putus sekolah menjadi momok bagi Kabupaten Batang.
Meski hingga kini data angka putus sekolah itu belum terverifikasi secara faktual.
Namun menurut Bupati Batang Wihaji, ada ribuan warga Batang yang tidak sekolah.
Jika hal tersebut dibiarkan, akan banyak warga Batang yang tidak bisa bekerja.
Baca juga: Timbul Klaster Perkantoran, Sekda Perintahkan OPD Memiliki Satgas Covid-19
Baca juga: Wali Kota Tegal Dedy Yon Berbela Sungkawa Atas Wafatnya Habib Thohir
Baca juga: Brigjen Pol Prasetijo Utomo Dituntut 2,5 Tahun Penjara, Kasus Penghapusan Red Notice Djoko Tjandra
Baca juga: Mirip Tyson vs Holyfield, Pemotor di Krian Rangkul dan Gigit Telinga Kondektur Bus hingga Putus
Hal tersebut berkorelasi dengan kesiapan Pemkab Batang menyambut KIT Batang.
"Memang datanya belum valid, namun laporan terus masuk bahkan ribuan warga Batang yang tidak sekolah," katanya, Jumat (4/12/2020).
Bupati Wihaji menuturkan, jangan sampai saat KIT mulai beroprasi warga Batang tak bisa bekerja di dalamnya.
"Yang dibutuhkan KIT dan investor adalah tenaga kerja, untuk itu harus disiapkan betul kebutuhan tersebut," ucapnya.
Ia pun meegaskan, akan membuka program paket C besar-besaran.
"Terutama untuk wilayah Kecamatan Gringsing dan Banyuputih yang berdekatan dengan KIT," jelasnya.
Dilanjutkannya, dengan paket C masyarakat yang tidak sekolah punya kesempatan untuk bekerja.
Baca juga: 12 Kamar VIP RSUD dr Loekmono Hadi Kudus Disulap Jadi Ruang Isolasi, Direktur: Jangan Salah Paham
Baca juga: Soal Protokol Kesehatan, Mendagri: Membiarkan Kerumunan Sama Saja Biarkan Masyarakat Saling Bunuh
Baca juga: 3 Pendaki Gunung Prau Tersesat, Kades Baturan: Masyarakat Percaya Jalur Lewat Sini Itu Mistis
"Nantinya ijazah dari paket c bisa digunakan untuk mendaftar kerja di KIT Batang," terangnya.
Bupati Wihaji menambahkan, adanya paket c juga akan meningkatkan Indeks Pembanguan Manusia (IPM).
"Karena pendidikan masuk dalam pilar IPM, jika IPM tinggi dampaknya ke peningkatan kesejahteraan mensejahterakan," tambahnya. (bud)