Penanganan Corona

Kebutuhan Ruang Isolasi Covid-19 di Semarang Meningkat, Pengusaha Perhotelan Enggan Sumbangkan Kamar

Editor: Rival Almanaf
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Moh Abdul Hakam 

TRIBUN-PANTURA.COM, SEMARANG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang batal menggunakan hotel untuk tempat isolasi terpusat.

Hal ini lantaran okupansi hotel di Kota Semarang mulai tinggi.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Moh Abdul Hakam mengatakan, pihaknya telah mencoba berkoordinasi dengan beberapa pemilik hotel.

Namun, mereka tidak bersedia untuk dijadikan tempat isolasi mengingat okupansi sudah mulai tinggi.

Baca juga: Seorang Pemuda di Semarang Babak Belur Dianiaya Kawannya Karena Bikin Kesal Saat Tahun Baru

Baca juga: Harga Emas Antam di Rabu 6 Januari Mengalami Kenaikan Rp 6.000 Berikut Daftar Lengkapnya

Baca juga: Wacana Rekrutmen Guru melalui Skema P3K, Disebut Memiliki Skema yang Tidak Jelas

Baca juga: Jokowi Pastikan Program Vaksinasi Virus Corona Dimulai Pekan Depan

Guna memenuhi kebutuhan tempat isolasi, Dinas Kesehatan mengoptimalkan 10 puskesmas rawat inap sebagai tempat transit sebelum pasien dirawat di rumah dinas wali kota.

Kemudian, Dinkes juga memaksimalkan tempat isolasi di gedung Diklat Pemerintah Kota Semarang yang saat ini dikelola oleh RSUD Wongsonegoro.

Strategi lain, dia meminta rumah sakit yang memiliki asrama agar dapat digunakan untuk tempat transit bagi pasien yang kodisinya sudah stabil.

Pihaknya sudah berkoordinasi dengan RS Sultan Agung untuk memanfaatkan gedung barunya sebagai tempat isolasi.

"Sultan Agung sudah digunakan. Lainnya, kami sedang komunikasi. Mudah-mudahan mereka memaklumi karena kondisinya seperti ini."

"Telogorejo punya stikes, Elisabeth dan Panti Wilasa punya asrama. Saya minta mereka gunakan itu untuk pasien yang stabil," jelas Hakam, Rabu (6/1/2021).

Lebih lanjut, saat ini Dinas Kesehatan Kota Semarang juga mengelola gedung Muria di
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jawa Tengah sebagai tempat isolasi.

Hakam menyebutkan, ada 40 kamar yang dikeola Dinkes Kota Semarang di sana.

"Itu sudah beroperasi selama sebulan. Ada 40 kamar yang kami kelola," katanya.

Hakam menambahkan, pihaknya juga sedang berkoordinasi dengan salah satu asrama. Kapasitas asrama tersebut sekitar 80-100 tempat tidur. Dia berharap, pemilik asrama bersedia tempatnya digunakan untuk isolasi terpusat.

"Kami belum dapat memberikan keterangan asrama dimana. Kalau sudah deal, kami akan sampaikan. Mudah-mudahan bisa," ucapnya.

Sementara itu, berdasarkan data Pemerintah Kota Semarang dalam laman siagacorona.semarangkota.go.id hingga Rabu pukul 13.40, jumlah kasus positif Covid-19 di Semarang ada 995 kasus.

Sebanyak 716 kasus merupakan warga Semarang dan 279 kasus merupakan warga luar kota.

Baca juga: Dua Terduga Teroris Jaringan JAD Tewas Ditembak Mati Aparat

Baca juga: Ganjar Pranowo Masuk Dua Besar Survei Popularitas Capres 2024 yang Dirilis Vox Populi

Baca juga: Diduga Mencuri, Seorang Pemuda Tewas Dihajar Pemilik Rumah Bersama Satpam

Baca juga: Tottenham Lolos Fina Piala Liga Inggris, Trofi Pertama dari Mourinho?

"Sebetulnya kalau untuk Semarang saja, tempat isolasi cukup. Tapi, ini juga yang pakai daerah hinterland. Jadi, kebutuhan tempat isolasi berapa kami tidak bisa bilang," terangnya.

Selain tempat tidur isolasi, sambungnya, hal penting yang diupayakan oleh Dinas Kesehatan yaitu program bagi pasien agar mereka segera terkonversi negatif. Pihaknya selalu mengupayakan pasien segera sembuh sehingga fast moving bisa terjadi.

"Alhamdulillah, di rumah dinas pasien yang pulang 50-60 orang per hari," imbuhnya. (eyf)