TRIBUNPANTURA.COM, SLAWI - Pascahujan deras pada Jumat (12/2/2021) malam kemarin, sejumlah bencana alam terjadi di wilayah Kabupaten Tegal.
Di antaranya tanah longsor, pohon tumbang, tanah ambles, akses jalan mengalami patahan dan berlubang.
Kondisi ini tersebar di beberapa wilayah di Kabupaten Tegal khususnya daerah atas yaitu Kecamatan Balapulang tepatnya di Kalibakung, Kecamatan Bojong, dan Kecamatan Bumijawa.
Baca juga: Longsor di Bumijawa Tutup Akses Jalan Tegal-Brebes, DPU Jateng: Bongkahan Batu Bercampur Tanah
Baca juga: Banjir Bandang Terjang Dua Desa di Sirampog Brebes, Warga Ramai-ramai Selamatkan Sepeda Motor
Baca juga: Hati-hati, Jalur Sibelis Pekalongan Longsor, Kades Tenogo: Sebelumnya Ada Batu Besar Menggelinding
Baca juga: Kronologi Pedagang Bakso Keliling Asal Tegal Barat Tewas Tertimpa Muatan Truk Batu Bara di Sumedang
Bahkan longsor juga terjadi di area objek wisata Guci tepatnya di Dukuh Pekandangan, Desa Rembul RT 8/RW 2, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal.
Hujan deras membuat air meluap ke jalan raya hingga menyebrang ke area bawah komplek Villa Mawar. Alhasil talud jalan longsor dan mengenai garasi mobil sebuah villa.
Mengetahui beberapa kejadian bencana alam terjadi di wilayahnya, Sabtu (13/2/2021) Bupati Tegal, Umi Azizah, meninjau ke beberapa lokasi seperti jalan retak di Kalibakung dan longsor di Sigedong.
Hasil dari pantauannya, Bupati Umi mengingatkan warganya yang tinggal di daerah atas (pegunungan) untuk selalu waspada terlebih di musim hujan seperti sekarang ini.
"Saya turut prihatin karena banyak kerugian yang dialami oleh warga, sehingga kedepan saya mengajak semuanya untuk bersama-sama memelihara lingkungan."
"Sedangkan untuk masalah jalan yang retak dan amblas saya langsung berkoordinasi dengan kepala DPU untuk melakukan pengecekan dan langsung diperbaiki," jelas Umi, pada Tribunjateng.com, Sabtu (13/2/2021).
Untuk jalan yang retak dilakukan perbaikan sementara, intinya supaya bisa dilalui oleh kendaraan di kedua sisi yaitu baik yang dari arah Slawi menuju Bojong dan sekitarnya, begitu juga yang dari arah Bojong menuju Slawi.
Nantinya kalau musim hujan sudah mulai reda, baru diperbaiki dengan aspal atau bahan material lain bergantung dari Dinas terkait.
Sedangkan untuk area Sigedong yang rawan longsor Bupati Umi berpesan kepada Camat untuk melakukan penghijauan dengan menanam tanaman keras bukan sayuran.
Dengan kata lain, boleh menanam sayur tapi jangan sampai pohon yang besar atau keras malah ditebangi. Sehingga harus dijaga bersama-sama.
"Jujur saya juga tidak bisa tidur nyenyak karena musim penghujan dan mendapat laporan dari warga."
"Kami selalu memantau setiap harinya, dan ada juga rapat evaluasi mingguan untuk memetakan mana yang diprioritaskan terlebih dahulu mengingat kejadiannya banyak sekali," ujarnya.
Sementara itu, Kepala DPU Kabupaten Tegal, Hery Suhartono menuturkan, menindaklanjuti arahan Bupati Tegal ia dan timnya langsung bergerak dan memantau jalan yang rusak.
Karena untuk jalan yang ada di daerah Kalibakung tepatnya di area Clirit View tanahnya masih bergerak dan patahannya semakin lebar. Sehingga ia akan memantau selama seminggu kedepan.
"Akses jalan bisa dilewati tapi ya pengendara yang akan melintas harus hati-hati dan sabar. Tapi ya kejadian patahan ini memang faktor alam," terang Hery.
Adapun perbaikan saat ini menggunakan bahan-bahan material yang memudahkan pengendara lewat.
Nantinya kalau tanah tidak bergerak lagi dan sudah mapan (kuat), maka akan diganti dengan bahan yang permanen.
"Bahan permanen ini seperti aspal dua lapis, kalau sementara ini kita pakai sirtu intinya supaya bisa dilewati dulu."
"Seminggu lagi nanti kami lapisi dengan bahan-bahan yang kuat dan permanen, semoga saja tanahnya tidak bergerak lagi," tandasnya. (dta)
• Dilema Sopir Angkot di Pemalang, Rohadi Ingin Gantung Kunci karena Sepinya Penumpang Angkutan Umum
• Apes, Rumah Terbakar Uang Tunai Rp100 Juta Milik Pasangan Lansia Ini Ikut Hangus Jadi Abu
• Risma akan Lelang Mobil Mewah di Kemensos, Ada Rolls Royce Rp15 Miliar: Hasilnya Disumbangkan
• Burung Poksay Kuda Mulai Hilang dari Habitatnya di Gunung Slamet, Warga: Kami Rindu Kicau Merdunya