Ke-8 orang itu mengatasnamakan 'Masyarakat Peduli Anak' datang menggunakan sepeda ontel dan membawa spanduk di antaranya bertuliskan 'Sayang Anak Indonesia'.
Spanduk itu dibentangkan di depan kantor Penerbit Tiga Serangkai.
Korlap Aksi, Mursolin menyampaikan, sebagai masyarakat dia hanya ingin memberikan kontrol.
Menurut dia, soal pilihan ganda 'Pak Ganjar' dalam buku ajar terbitan Tiga Serangkai, meresahkan masyarakat.
"Karena kami juga mempunyai anak didik yang masih SD. Setelah itu kami tahu kalau ada berita di Bekasi, kami tidak ingin itu terjadi di Jawa Tengah," ucapnya.
Tapi, lanjut dia, sudah ada klarifikasi dari pihak penerbit.
"Paling tidak kami, seperti yang kami sampaikan di pernyataan sikap kami."
"Intinya, kami tidak ingin ada pembelajaran yang salah diterima oleh anak kami," jelasnya.
Menurutnya, setelah ada obrolan, pihak Tiga Serangkai mau merevisi terbitan buku tersebut.
"Jangan sampai lah. Bisa terulang lagi," tandasnya.
Tanggapan Tiga Serangkai
Sementara, GM Penerbit Tiga Serangkai, Admuawan, menyampaikan pihaknya dengan terbuka menerima kritik dan saran.
Pihaknya menegaskan, bila pihaknya bukan bagian dari kelompok intoleran bahkan terlibat terosisme seperti yang dituduhkan oleh sebagian kalangan.
"Rekomendasi itu pasti kita terima. Jadi, bagaimana kita ini menjadi mitra pemerintah dan berkontribusi dalam mencerdaskan bangsa," tandasnya. (mam/kan)
• MAKI Temukan 9 Aset Senilai Rp50 Miliar di Boyolali, Diduga Terkait Korupsi Asabri, Ini Daftarnya
• Ihwal Lubang Besar Menganga di Jalan Provinsi Jalur Tegal-Brebes, Ganjar: Sudah Ditangani
• Foto Perbaikan Jembatan Rembun, Progres Pengerjaan 32 Persen, Rangka Baru Mulai Dipasang
• Hai Pengemudi, Kenali Jenis Kerusakan Ban Kendaraan karena Jalan Berlubang dan Cara Mengatasinya