TRIBUNPANTURA.COM, TEGAL - Seorang ibu rumah tangga di Kota Tegal, Endang Yulis Setiawati (35), membuat peluang bisnis dengan memanfaatkan kulit sisa pembuatan sofa dan kain perca sisa produksi pakaian.
Sisa-sisa bahan tersebut olehnya diubah menjadi produk tas yang cantik dan modis.
Dia juga memproduksi aksesoris cantik lainnya, seperti dompet, topi, dan sandal.
• Kronologi Penjual Ikan Bakar di Batang Tewas setelah Sedot Oli Mesin Motor Pakai Mulut
• Dialog Bersama DPRD Jateng, LPPL Radio Abirawa Batang Kenalkan Tupoksi hingga Penanganan Covid-19
• Budiman Berbisnis Narkoba di Dalam Lapas Purwokerto Sejak 2016, BNN Sita Aset Setengah Miliar Lebih
• Sekolah Daring di Kabupaten Tegal Dilanjutkan hingga Waktu yang Belum Ditentukan
Meski terbuat dari bahan sisa produksi, tas buatannya tidak kalah saing dengan brand fashion terkenal.
Produk-produk tersebut dapat dilihat di media sosial Instagram dengan nama akun Ghozilanuna-collection.
Endang mengatakan, produk kerajinannya memanfaatkan kulit sisa pembuatan sofa dan kain sisa pakaian yang sudah tidak terpakai.
Ia menilai, kain sisa produksi tersebut merupakan bahan yang bisa didaur ulang menjadi tas-tas cantik.
Selain itu harga beli bahannya pun lebih ekonomis.
"Kalau pakai bahan biasa, persaingannya juga sama-sama dengan produk yang sudah ada."
"Kalau ini kan inovasi sendiri, hasilnya lebih menarik."
"Di luar belum tentu ada modifikasi seperti ini," kata Endang, warga Kelurahan Debongkidul, kepada tribunpantura.com, Kamis (18/2/2021).
Endang mengatakan, tas dan aksesoris produksinya tidak kalah cantik dengan buatan brand fashion terkenal.
Selain itu harga produk buatannya juga lebih ekonomis.
Ia mengatakan, tas slingbag dari kulit sofa dijual mulai harga Rp100 ribu sampai Rp200 ribu.
Tas jenis totebag dari kain sisa dijual mulai harga Rp50 ribu sampai Rp150 ribu.
Kemudian dompet seharga Rp40 ribu sampai Rp80 ribu, topi seharga Rp40 ribu sampai Rp50 ribu, dan sandal rumahan Rp10 ribu sampai Rp15 ribu.
"Rata-rata yang beli lewat media sosial. Banyak di kalangan ibu-ibu," ujarnya yang juga aktif dalam komunitas daur ulang Runtah Tegal Laka-laka (Rutela)