Penulis: Desta Leila Kartika
TRIBUNPANTURA.COM, SLAWI - Apa yang dilakukan warga Desa Dukuh Sembung, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal ini cukup kreatif.
Betapa tidak, berbekal iuran dan dana swadaya mereka membuat tempat wisata yang diberi nama Grujugan Wagem (Wadas Gempal).
Dengan memanfaatkan lahan kosong di sepanjang aliran Sungai Gung, warga membuat sejumlah spot wisata.
• Dukung KLB Demokrat, Dani Sriyanto: Dua Pilihan SBY, Jaga Eksistensi AHY atau Selamatkan Partai
• Dinkes Pekalongan Mulai Laksanakan Vaksinasi untuk Lansia, Bisa Daftar di Sini
• Guru Agama Ancam Mogok Mengajar Nasional, Buntut Rekrutmen PPPK Tak Sertakan Formasi GPA
• Pemkab Tegal Usulkan 1.521 Formasi ASN Tahun 2021, Ini Rinciannya
Misalnya, area spot foto, taman kecil, kolam kecil, dan beberapa tempat duduk yang bisa digunakan untuk menikmati pemandangan Sungai Gung.
Sekaligus melihat pemandangan orang-orang yang sengaja datang ke lokasi untuk memancing.
Ide pembuatan wisata Grujugan Wagem, menurut salah satu warga Dukuh Sembung yang mengelola wisata, Wardiyanto, berawal dari warga yang sedang gotong royong membuat akses jalan menuju Sungai Gung.
Seiring berjalannya waktu, akhirnya warga berinisiatif untuk sekalian membuat tempat wisata yang bisa dimanfaatkan tidak hanya bagi warga sekitar tapi juga masyarakat lain di Kabupaten Tegal.
"Wisata Grujugan Wagem sudah berjalan kurang lebih selama tiga bulan. Awalnya kami berniat membuat akses jalan ke Sungai Gung, tapi warga akhirnya inisiatif untuk sekalian dibuat wisata."
"Semua dana dan lain sebagainya berasal dari iuran warga," tutur Wardiyanto, pada Tribunpantura.com, Minggu (7/3/2021).
Wardiyanto menyebut, dana maupun peralatan yang dibutuhkan untuk membuat wisata Grujugan Wagem.
Misalnya cat, bambu, semen, pernak pernik lainnya semua berasal dari iuran warga.
Tidak hanya berupa uang, warga juga menyumbang material lainnya yang dibutuhkan.
Iuaran pun tidak dipatok atau ditentukan berapa nominal nya. Dengan kata lain seikhlas warga yang akan memberi bantuan.
"Warga ada yang iurannya Rp20 ribu, Rp50 ribu, sampai Rp100 ribu juga ada."
"Kami tidak mematok harus iuran sekian, terpenting seikhlasnya saja."
"Tidak bantu uang juga tidak masalah bisa bantu misal membeli cat, atau tenaga untuk pengerjaan tempat wisata," jelasnya.
Akses menuju wisata Grujugan Wagem memang lumayan sulit ditemukan, terlebih bagi mereka yang bukan merupakan warga asli atau luar Kabupaten Tegal.