Kemudian, bandara juga bisa beroperasi melayani rute sampai ke luar Jawa.
Pasalnya, warga Blora maupun sekitarnya, misalnya Bojonegoro dan Tuban banyak berada di Kalimantan.
"Kan banyak orang Jatim Jateng yang di sana, Banjarmasin, Balikpapan," ujar dia.
Yang tak kalah penting dari keberadaan bandara, ujar Djoko, adalah akses menuju dan dari bandara.
"Turun bandara itu ada angkutan ke Tuban, Bojonegoro, yang mau ke Semarang mungkin ada angkutan lanjutan. Sehingga orang Tuban, Bojonegoro ada angkutan dari bandara ini," kata dia.
Menurut Djoko, untuk Ngloram sementara cukup pesawat jenis ATR. Pasalnya kalau Boeing jika ada penumpangnya bisa rugi.
"Yang penting pesawat ATR sudah cukuplah," katanya.
Ke depan, bandara bisa menjadi peluang untuk menggerakkan ekonomi lokal untuk wilayah Blora dan sekitarnya.
Selain itu, di sana juga terdapat industri migas yang mana mobilitas para pekerjanya bisa lebih mudah.
Pesawat ATR72 mendarat mulus
Diberitakan sebelumnyapesawat Nam Air tipe ATR72 berhasil mendarat mulus di Bandar Udara Ngloram, Cepu, Kabupaten Blora, Rabu (30/12).
Pesawat lepas landas dari Bandara Ahmad Yani Semarang pukul 07.00 dan mendarat di Bandar Udara Ngloram pada 07.40 WIB.
Pendaratan pesawat Nam Air merupakan ujicoba pertama untuk pesawat tipe ATR72.
Sebelumnya, pesawat King Air GT200 telah mendarat di bandara ini pada 11 Januari 2020 dan 25 Desember 2020.
“Ini pendaratan pertama untuk pesawat tipe ATR72, dan yang ketiga didarati pesawat sejak direvitalisasi pada 2018 setelah mangkrak selama 34 tahun,” kata Kepala Satuan Pelayanan Bandar Udara Ngloram Blora Abdul Rozzaq sesuai rilis yang diterima tribunpantura.com.