Berita Semarang

Keluarga Nandar Semarang Selamat dari Ambrolnya Atap Rumah Gegara Mendengar Suara Genting Jatuh

Penulis: iwan Arifianto
Editor: Moch Anhar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rumah warga ambrol akibat guyuran hujan deras di Jalan Dempel, Muktiharjo Kidul, Kecamatan Pedurungan. Peristiwa rumah ambrol terjadi, Senin (28/2/2020) sekira pukul 02.00 WIB.

TRIBUNPANTURA.COM, SEMARANG - Satu unit rumah milik Nandar rusak parah hingga atap ambrol akibat guyuran hujan deras disertai angin kencang yang melanda Kota Semarang.

Rumah itu berlokasi di Jalan Dempel, Muktiharjo Kidul, Kecamatan Pedurungan, peristiwa rumah ambrol terjadi, Senin (28/2/2020) sekira pukul 02.00 WIB.

kerusakan rumah paling parah terjadi di ruangan tengah.

Kejadian itu didahului dengan adanya hujan deras dan angin kencang dari malam hari hingga subuh.

Baca juga: Ada Penataan Ulang Lapak Pasar Johar Semarang, Belum Semua Pedagang Pecah Belah Bersedia Dipindah

Baca juga: IMMI, Wadah Santri Alumni Pondok Pesantren di Indonesia Pertama Kalinya Berdiri di Kabupaten Tegal

Baca juga: Rusak Parah, DPUPR Lakukan Perbaikan Jalan RE Martadinata dan Pattimura

"Atap ruangan tengah yang ambrol itu sebelumnya saya tempati untuk tidur bersama anak dan isteri," kata Nandar, Selasa (1/3/2022).

Beruntungnya, Nandar sempat mendengar suara genting jatuh dari atap rumah sekira pukul 02.00.

Lantaran mendengar suara itu, ia lantas terbangun.

Ia kemudian merasa khawatir, ia pun memerintahkan isteri dan anaknya untuk bangun lalu pindah ke ruangan depan.

Inisiatifnya tersebut ternyata membuat mereka selamat dari runtuhnya atap rumah mereka.

"Tak berselang lama, tidak sampai lima menit setelah pindah, tiba-tiba atap rumah ambrol ke bawah. Alhamdulillah, tidak ada yang tertimpa," tuturnya.

Bangunan atap rumah yang ambrol tersebut berukuran sekitar tiga meter kali tujuh meter.

Genting dan kayu berserakan di ruangan tersebut.

"Sebenarnya itu kan sudah bocor semua kalau hujan. Ya mungkin kerangka atapnya sudah rapuh, tidak kuat jadi ambrol," ucapnya.

Nandar beserta keluarganya masih bertahan  menempati rumahnya yang masih rusak itu.

Mereka sementara ini menempati ruang depan untuk tidur.

Halaman
12