Berita Regional

Ini Hal yang Perlu Diketahui Seputar Burung Kedasih yang Kental Mitosnya

Editor: m zaenal arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Burung Kedasih Hitam. Ini Hal yang Perlu Diketahui Seputar Burung Kedasih.

TRIBUNPANTURA.COM - Indonesia memang memiliki spesies burung yang sangat banyak, jadi tidak dipungkiri jika banyak orang menjadikan hewan satu ini sebagai koleksi atau dipelihara.

Namun ada beberapa jenis burung yang masih kental karena mitosnya yang berkembang di masyarakat, salah satu yang paling nyentrik yaitu burung kedasih.

Tidak dipungkiri bahwa burung jenis ini tidak diinginkan kehadirannya karena dipercaya akan membawa pertanda kurang baik jika berkicau. 

Masyarakat menganggap ketika burung ini berkicau pada sore hari menjelang malam, maka pertanda akan ada seseorang yang meninggal dunia.

Baca juga: Gempa Bumi Guncang Sukabumi, Kekuatan Magnitudo 5,8 Getaran Sampai Jakarta

Karena mitosnya yang kental menjadikan burung ini mendapat julukan sebagai “si pembawa kabar buruk”.

Mitos ini memang masih menjadi perbincangan di kalangan masyarakat, dimana ada yang percaya dan juga tidak.

Hal yang Perlu Diketahui Seputar Burung Kedasih

Perlu diketahui bahwa selain dikaitkan dengan pembawa kabar buruk, ternyata burung kedasih memiliki hal yang perlu kiranya untuk diketahui.

Berikut beberapa hal unik informasi burung yang melekat pada burung jenis ini, yaitu.

Baca juga: Ini Urutan 4 Daerah Besaran UMK 2023 Tertinggi di Jateng, Demak Nomor 2

1. Tatapan yang Tajam

Hal pertama yang perlu diketahui seputar burung satu ini yaitu tatapan matanya yang tajam bagaikan burung hantu.

Mata dari burung kedasih memang kecil, akan tetapi tatapan matanya menjadikan siapa saja yang melihatnya akan merasa takut.

2. Sedikit Peminatnya

Menurut https://kacer.co.id/, burung ini memang merupakan burung jenis kicau yang bisa dikatakan unik karena bisa berkicau beberapa kali dalam satu waktu.

Baca juga: Trik Melihat Postingan yang Disukai di Instagram Pakai Akun Pribadi

Akan tetapi mitos yang melekat pada burung ini menjadikan para pecinta satwa enggan untuk memeliharanya secara langsung.

Halaman
12