Selain itu, tingkat paparan sinar ultraviolet (UV) yang tinggi dapat berpengaruh pada kesehatan kulit dan mata.
Sebagai informasi, tingkat UV akan mulai meningkat sejak pukul 10.00 WIB dan akan sangat tinggi pada pukul 11.00-12.00 WIB dan mulai kembali turun pada pukul 14.00 WIB.
Untuk menjaga kesehatan kulit dan mata, Edy Widayat menyarankan agar meminimalisir aktivitas di bawah paparan matahari pada pukul 10.00-16.00 WIB.
Akan tetapi bagi yang harus tetap beraktivitas maka disarankan untuk menggunakan tabir surya dengan minimal SPF 30+ tiap 2 jam sekali.
“Bagi yang harus tetap beraktivitas di luar jangan lupa memakai sunblok supaya tidak terbakar kulitnya,” kata Edy Widayat.
Untuk diketahui, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut fenomena tersebut disebabkan karena lima hal.
Penyebab pertama suhu panas di Indonesia yaitu adanya dinamika atmosfer yang tidak biasa.
Selain itu, sedang terjadi gelombang panas di wilayah Asia.
Suhu panas bulan April di Wilayah Asia selatan secara klimatologis dipengaruhi oleh gerak semu matahari, lonjakan panas tahun 2023 terparah.
Penyebab ketiga ialah tren pemanasan global dan perubahan iklim yaitu gelombang panas ‘heatwave’ semakin berisiko berpeluang terjadi 30 kali lebih sering.
Sebab keempat adalah dominasi monsun Australia: Indonesia memasuki musim kemarau.
Sementara untuk penyebab kelima yaitu adanya intensitas maksimum radiasi matahari pada kondisi cuaca cerah dan kurangnya tutupan awan juga menjadi penyebab suhu panas di Indonesia. (*)