Pilgub Jateng

Cawagub Jateng Hendrar Prihadi Datangi Industri Shuttlecock di Tegal, Ini yang Dilakukan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Cawagub Jateng, Hendrar Prihadi didampingi Cawalkot Tegal, Edy Suripno saat melihat produksi shuttlecock di industri ternama Kota Tegal, Kamis (3/10/2024).

TRIBUN-PANTURA.COM, TEGAL - Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Jawa Tengah nomor urut 1, Hendrar Prihadi atau akrab disapa Hendi, mengunjungi industri shuttlecock legendaris PT Gajah Mada di Kota Tegal, Kamis (3/10/2024).

Industri yang memproduksi shuttlecock bermerek Samurai itu berdiri sejak 87 tahun lalu, pada 1937.

Hendi datang didampingi Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tegal nomor urut 1, Edy Suripno-Akhmad Satori dan pengurus DPC PDI Perjuangan Kota Tegal. 

Dalam kunjungannya tersebut, Hendi menerima curhatan dari owner shuttlecock PT Gajah Mada yang akrab disapa Koh Gie Han.

Menurut Gie Han, Tegal yang dulunya terkenal sebagai industri shuttlecock, kini justru mengalami kesulitan dalam mendapatkan bahan baku bulu.

Selain itu impor shuttlecock dari China semakin banyak dan justru menjadi barang yang digunakan dalam pertandingan bulu tangkis nasional.

"Sekarang produk-produk impor semakin banyak, rata-rata dari China," katanya.

Menanggapi itu, Cawagub Jawa Tengah, Hendrar Prihadi atau Hendi mengatakan, keluhan tersebut menjadi PR untuk melestarikan industri shuttlecock yang sudah terkenal dari Tegal.

Terkait penggunaan shuttlecock impor dalam pertandingan nasional, pihaknya akan mencoba berkomunikasi dengan Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI).

Ia pribadi kecenderungannya lebih pro terhadap produk dalam negeri.

"Kalau produk dalam negeri dianggap belum bagus, bisa diberi tahu dan diajari cara meningkatkan kualitas."

"Sehingga nantinya akan ada keseimbangan, akan meningkatkan rekrutmen tenaga kerja, investasi dan memberikan dampak yang luar biasa bagi perekonomian," ujarnya. 

Hendi juga mengaku tertarik dengan perjalanan industri shuttlecock dari Tegal yang sudah berdiri sejak 1937.

Karena mereka bisa bertahan menghadapi gempuran industri yang luar biasa. 

Di sisi lain banyak para pegawainya yang sudah bekerja selama 20 tahun.

"Artinya bos yang ada di PT Gajah Mada ini mampu mengelola organisasinya dengan baik. UMK-nya dikelola dengan baik, dan kualitasnya dikelola dengan baik," jelasnya. 

Sementara itu, Cawalkot Tegal nomor urut 1, Edy Suripno mengatakan, untuk mengembangkan dan mengembalikan kejayaan industri shuttlecock di Kota Tegal, perlu dorongan kebijakan dari pemerintah daerah. 

Minimal menurutnya, saat ada pertandingan antar kampung maka harus menggunakan shuttlecock produksi asli Kota Tegal. 

"Terkait persoalan mencari bahan baku yang sulit, nanti akan kami carikan terobosan, bahan baku bulu entok yang berkualitas," ungkapnya. (*)