Bahkan, dirinya pernah mendapat pesanan hingga 600 toples nastar tempe dengan berat 200 gram per toplesnya.
"Nastar tempe ini memiliki keunggulan dibanding nastar dengan tepung biasa, karena memiliki protein nabati yang lebih tinggi yang berasal dari tempe," ujarnya.
Baca juga: Terkendala Lakukan Pengawasan Langsung, Begini Cara Dinkes Batang Awasi PIRT UMKM
Selain nastar tempe, beberapa kue kering dari bahan dasar tempe juga Dzikriyah buat,nseperti kastangel tempe, egg roll tempe dan stik tempe.
Inovasinya tidak sampai disitu, sebagai pengrajin tempe dirinya juga berhasil membuat es cream tempe dan brownies tempe.
"Omset perbulan yang didapatkan dari penjualan ini sekitar Rp 3 juta-Rp 4 juta," ucapnya.
Ide kreatif Dzikriyah bersama UMKM pengrajin tempe di Kampung Tempe Kuripan Kertoharjo ini juga berhasil mengantarkan Kota Pekalongan menjadi peraih juara pertama Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) Provinsi Jawa Tengah tahun 2022 kategori inovasi pengembangan pendampingan Kampung Tempe Kuripan Kertoharjo.
Pembeli nastar tempe Diana (27) mengatakan, ia sudah memesan kali kedua dalam satu bulan ini, karena dulu awalannya penasaran dengan rasa nastar berbahan tempe tersebut.
Baca juga: Dorong Standarisasi Halal Produk Lokal, Kemenag Sertifikasi 174 UMKM di Batang
"Saya dua kali ini beli nastar tempe. Beli nastar tempe ini harus pesan dulu."
"Rencananya ini mau dijadikan oleh-oleh keluarga ke Solo," katanya. (*)