"PTPN ini kalau secara nasional, 35 persen luasannya dibawah kendali pak Mahmudi dari SGN. Jadi, ini sangat strategis," katanya.
Menurutnya, langkah-langkah ekstensifikasi ini sangat strategis karena di hulu di sisi budidaya memang terkendala di produktivitas.
“Jadi nanti, para generasi muda yang di inkubator agripreneur tebu ini di didik, didampingi dan diberikan fasilitas saprodi (sarana produksi), teknologi, mekanisasi pertanian sekaligus dibekali dengan kemampuan pengelolaan keuangan bisnisnya," ujar Rizal.
Baca juga: Ratusan Jemaah Islamiyah di Eks Karesidenan Pekalongan Deklarasi Bubar dan Setia NKRI
Ia berharap secara nasional akan memacu dan memicu peningkatan produksi secara nasional.
Jadi, ini sangat positif sekali dalam upaya meningkatkan produksi dan produktivitas gula nasional.
“Karena saat ini, kita masih defisit gula konsumsi. Nah ini, alhamdulillah hitung-hitungan dari badan pangan nasional (Bapanas) konsumsi kita berkurang tahun ini."
"Kita menurun dari 3,4 juta ton kebutuhan gula konsumsi, dan tahun ini itu kita turun 2,9 juta ton," ucapnya.
Jadi kalau dengan capaian 2,4 juta ton, berarti kira-kira defisitnya sudah lebih kecil lagi, kurang lebih sekitar 500-600 ton.
Pada tahun 2025, pihaknya sudah berkomitmen bahwa akan ada peningkatan luasan, produksi, dan rendemen. (*)