Berita Tegal

Cerita Sukses Warga Kota Tegal Kembangkan Usaha Kuliner Latopia, Sempat Terpuruk Saat Pandemi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ferry Septiarso pemilik usaha kuliner Kue Pia Keysha saat menunjukkan produk kue latopia buatannya di Toko Jalan Semarang No 3 Kelurahan Debong Tengah, Kota Tegal, Selasa (26/11/2024).

Bahkan saat itu, Ferry dan istrinya Ayu masih berusia sekira 21 tahun.

Baca juga: Pilkada Kota Tegal, Dedy Yon Klaim Unggul 46,44 Persen Berdasarkan Quick Count Internal

Berbagai upaya dilakukannya, termasuk di dua tahun awal pada 2016- 2018, penjualan dilakukan dengan cara berjualan keliling di Pasar Banjaran, Kabupaten Tegal.

"Dulu waktu pertama kali merintis, saat banyak yang belum mengenal dan tetangga pada bosen. Saya keliling pasar jual ke pedagang pakai tepak donat. Tiap harinya saya bawa 120 biji," ujar pemuda alumni SMAN 2 Tegal. 

Perjalanan usahanya tidak selalu mulus, tiga tahun pertama masyarakat masih awam dan belum tahu.

Tetapi semangat ingin mengembangkan latopia khas Tegal seperti bakpia khas Jogja, membuatnya tidak lantas menyerah. 

Resep latopia buatannya didapat dari orangtuanya Andung Basuki (50) yang telah berjualan sejak 1980.

Usaha kecil tanpa merek yang dijual melalui sales. 

Oleh Ferry lalu dikembangkan menjadi latopia yang bisa dinikmati secara fresh from the oven.

Baca juga: Pemkot Tegal Berikan Anugerah CSR Award 2024 ke 17 Pelaku Usaha, Ini Daftarnya

Bahkan dari yang semula hanya 3-4 rasa, kini variannya sudah sebanyak 13 rasa.

Merek Kue Pia Keysha sendiri mulai digunakan pada 2018. 

"Setelah fresh from the oven, banyak masyarakat dan wisatawan yang tertarik untuk membeli. Banyak pembeli dari luar kota yang sengaja datang, pulang wisata dari Guci Tegal, mampirnya beli oleh-oleh Kue Pia Keysha," ujarnya.

Bangkit dari Pandemi Covid-19

Kue Pia Keysha saat ini menjadi kuliner dan oleh-oleh khas Tegal yang banyak dicari oleh para pelancong.

Tak hanya offline, penjualan secara daring pun banyak mendapatkan pesanan luar kota.

Kebanyakan masih dalam Jawa, tetapi ada juga dari Batam, Kalimantan, dan Sumatera. 

Titik awal meningkatnya usaha latopia tersebut setelah menghadapi masa pandemi Covid-19, pada 2020-2022. 

Halaman
123