Berita Semarang
Ngobrol dan Temui Peserta Aksi Massa yang Ditangkap Polisi, Ganjar Sampaikan Hal Ini
Ngobrol dan Temui Peserta Aksi Massa yang Ditangkap Polisi, Ganjar Sampaikan Hal Ini
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: yayan isro roziki
TRIBUNPANTURA.COM, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mendatangi Mapolrestabes Semarang, Rabu (7/10/2020) malam sekitar pukul 22.00 WIB.
Ganjar menjenguk peserta aksi massa yang ditangkap polisi saat demonstrasi menolak UU Cipta Kerja di halaman gedung DPRD Jateng, kemarin.
Peserta aksi massa yang ditangkap berasal dari kalangan buruh dan siswa setingkat SMA.
• Pemuda Kebumen Ngaku Kulakan Pil Koplo dari Jakarta, Tinggal Telepon Barang Dikirim
• 114 Orang di Tasikmalaya Keracunan Seusai Menyantap Nasi Kuning di Pesta Ulang Tahun
• Wartawan Dapat Intimidasi dari Oknum Polisi saat Meliput Aksi Penolakan UU Cipta Kerja di Gubernuran
• Situs DPR RI Diretas Jadi Dewan Penghianat Rakyat, Polisi Buru Hacker
Dalam kesempatan itu, ia juga sempat duduk dan berbincang dengan sejumlah pendemo yang merupakan pelajar dan pekerja.
Kepada Ganjar, para siswa yang diamankan itu mengaku hanya ikut-ikutan aksi demo di depan Gedung DPRD Provinsi Jateng.
Ketika ditanya tuntutan demo, para siswa mengaku tak tahu.
"Bangun tidur, di rumah sepi lihat handphone status pada ramai demo terus ikut. Gak tahu demo apa. Tahunya demo RUU, gak tahu isinya apa," kata seorang peserta aksi yang merupakan pelajar.
Ada juga yang mengaku ikut demo karena hanya kebetulan.
"Saya habis UTS melipir ndilalah saja pak," katanya.
Ganjar juga menghampiri kelompok buruh dan mengobrol cukup lama.
Mereka mengaku ikut demo karena takut tidak diberi pesangon ketika di-PHK.
Namun para buruh mengaku belum membaca naskah RUU Omnibus Law Cipta Kerja secara utuh.
"Ya saya hanya baca dari share-share-an teman," ucap seorang buruh.
Tak hanya tentang demo, Ganjar juga mengajak bicara soal kondisi ketenagakerjaan.
Seorang buruh di perusahaan ekspedisi mengaku gajinya di bawah UMK.
Ada juga karyawan warung kopi yang gajinya dipotong karena kondisi sulit di masa pandemi.
Ganjar juga sempat meminta nomor telepon beberapa pimpinan perusahaan tempat para buruh bekerja.
Namun saat ditelpon, nomor pimpinan perusahaan buruh itu tak merespon.
Di sela-sela ngobrol, Ganjar sempat bercanda mengajak para pendemo membersihkan kompleks DPRD Jateng dan taman yang rusak akibat demo.
"Lha piye sesuk tak ajak bersih-bersih," kata Ganjar, dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunpantura.com.
"Siap pak," jawab mereka.
Ganjar menyatakan, aksi demo yang merusak sebenarnya bisa dihindari jika mau mengedepankan komunikasi.
Ia prihatin terutama pada siswa SMA/SMK yang turut terlibat, padahal mereka tidak tahu substansi yang disuarakan.
"Ini anak-anak kita lebih baik kan diedukasi secara benar, karena SMA/SMK ini kan tanggung jawab saya, tanggung jawab provinsi, sehingga kalau anak- anak itu sebenarnya kita bisa memberikan fasilitas," ucapnya.
Ganjar menjelaskan, sejak awal juga mendorong agar pemerintah pusat dan DPR melakukan sosialisasi dan desiminasi untuk mengedukasi masyarakat tentang isi UU Omnibus Law tersebut.
Menurutnya, jika sejak awal hal itu dilakukan maka keributan seperti di Semarang ini tidak sampai terjadi dan siswa SMA/SMK tidak turut terlibat.
"Maka saya sampaikan dari awal itu, kalau kemudian ada warga yang tak setuju coba komunikasi. Kalau kemudian masih tetap tidak bisa, ya judicial review aja, kan semuanya jadi tertib."
"Kalau kemudian merusak dan kemudian memancing dan ada anak- anak SMA kan kashian," imbuhnya.(mam)
• Asyik, Bantuan untuk UMKM di Purbalingga Mulai Cair
• Harga Beberapa Kebutuhan Dapur di Kabupaten Tegal Mengalami Kenaikan, Ini Rinciannya
• 12.200 Tanaman di Sepanjang Jalan Pahlawan Rusak Akibat Demonstrasi
• Pria di Semarang Timur Ini Nekad Habisi Nyawa Tetangganya Karena Dendam