Berita Jateng

F-PPP DPRD Jateng Usulkan Pendidikan Demokrasi Masuk Kurikulum Pendidikan di Sekolah

F-PPP DPRD Jateng Usulkan Pendidikan Demokrasi Masuk Kurikulum Pendidikan di Sekolah

Tribunpantura.com/Mamduk Adi P
Ketua Fraksi PPP DPRD Jateng, Masruhan Samsurie, mengusulkan agar pendidikan demokrasi masuk dalam kurikulum pendidikan sekolah di Jateng. 

TRIBUNPANTURA.COM, SEMARANG - Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DPRD Jawa Tengah, mengusulkan agar pendidikan demokrasi masuk dalam kurikulum pendidikan sekolah di Jateng.

Sejumlah pelajar sempat mengikuti aksi demo yang menuntut pencabutan UU Omnibus Law Cipta Kerja di depan Gedung DPRD Jateng, Rabu (7/10/2020) kemarin.

Dari keterangan polisi, aksi unjuk rasa yang berujung ricuh dan pengrusakan fasilitas umum itu tidak hanya diikuti mahasiswa, tetapi juga sejumlah pelajar SMA, SMK, bahkan SMP.

Ruang Isolasi Covid-19 di Kota Pekalongan Penuh

Kronologi Seorang Pria Pecahkan Kaca Jendela Musala di Semarang saat Takmir Kumandangkan Azan

Mahasiswa Ini Tak Hafal Pancasila saat ‘Dihukum’ Tim Elang Karena Mabuk di Jalan Pahlawan Semarang

Pemprov Jateng Petakan Titik Rawan Bencana Musim Hujan, Bagaimana Antisipasi Klaster Pengungsian?

Tentunya, kondisi ini mengundang keprihatinan kalangan legislatif dimana pelajar seharusnya bisa mengemukakan pendapat di muka umum secara tertib, bukan malah melalukan tindakan anarkis.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah, Masruhan Samsurie, menuturkan aksi demonstrasi baik karena itu instrumen dari demokrasi.

Bahkan, terkadang demonstrasi itu perlu ketika ada kebijakan pemerintah dipandang tidak sesuai dengan yang diharapkan.

"Hanya saja harus mengikuti aturan hukum dan etika yang berlaku di masyarakat."

"Kalau melakukan sikap anarki, perusakan, dan menciderai atau merugikan orang lain jelas itu salah."

"Demo itu perlu, tapi harus benar," kata Masruhan yang juga Ketua Fraksi PPP DPRD Jateng ini, Jumat (9/10/2020).

Ia menuturkan unjuk rasa yang berlangsung di depan gedung dewan itu awalnya berjalan tertib.

Tapi kemudian terjadi perilaku brutal yang memaksa kepolisian turun tangan untuk menghalau massa.

Ketika ratusan pendemo diciduk aparat dan dikumpulkan di lobi Gedung Berlian (gedung dewan Jateng), anggota Komisi A DPRD ini sempat menemui peserta aksi.

"Mereka banyak yang statusnya pelajar dan pengakuannya banyak yang hanya ikut- ikutan. Ada juga yang memang kelihatannya ingin membuat onar," ucapnya.

Karena itu, Ketua DPW PPP Jateng ini mengusulkan ada mata pelajaran khusus yang mendidik siswa bisa berdemokrasi dengan benar.

Di Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), kata dia, sebetulnya merupakan wahana untuk berdemokrasi.

Namun seringkali tidak sampai pada penghayatan nilai- nilai demokrasi, misalnya sikap meghargai pendapat yang berbeda, bermusyawarah, berdebat, dan sebagainya.

Dari catatan kepolisian, sempat menangkap 269 orang yang terlibat aksi demo berujung ricuh. Kemudian dilakukan verifikasi dan wawancara serta pendataan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved