Berita Slawi
Perajin Ban Bekas Terdampak Pandemi Covid-19, Biasa Dapat Pesanan Ribuan Kini Hanya Puluhan
Perajin ban bekas di Desa Kabunan, Kecamatan Dukuhwaru, Kabupaten Tegal, sangat merasakan dampak dari pandemi Covid-19.
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: Rival Almanaf
"Kemarin ada tawaran dari salah satu Bank BUMN tentang program pinjaman untuk modal usaha. Tapi syratanya harus menyertakan jaminan. Lah kami saja tidak punya yang harus dijadikan jaminan, makannya benar-benar bingung dan membutuhkan bantuan khususnya pemerintah Kabupaten Tegal," jelasnya.
Adapun setiap harinya, Slamet dibantu dua pekerja bisa menghasilkan paling tidak 20 buah kreasi ban bekas. Itu pun dengan catatan kondisi tubuh sedang benar-benar fit.
Sedangkan untuk bahan baku ban bekasnya, Slamet mengaku membeli dari Jakarta.
Sistemnya membeli satuan, yang harganya untuk satu buah ban bekas ukuran besar (ban truk) Rp 40 ribu. Namun karena pandemi Covid-19, harganya turun menjadi Rp 35 ribu per ban bekas besar.
Untuk satu ban ukuran besar, Slamet bisa mengolahnya menjadi 4 buah tempat sampah. Sedangkan ban bekas ukuran kecil, bisa mengahsilkan dua buah tempat sampah.
• Polisi Salah Pukul Pendemo, Asep Ternyata Sedang COD Jual Beli HP
• Menilik Wisata Negeri di Atas Awan Kaki Gunung Sindoro Temanggung
• Sepanjang Januari-Oktober 2020 Ini, Tim Tabur Kejati Jawa Tengah Sudah Berhasil Menangkap 8 Buronan
• Wilayah Jawa Tengah Ini Berpotensi Hujan Malam Nanti, Begini Prakiraan Cuaca Minggu 11 Oktober 2020
"Kisaran harga kalau di pasaran untuk yang satu set meja, kursi mulai Rp 500 ribu sampai Rp 700 ribu. Sedangkan untuk tempat sampah dan pot bunga harganya kisaran Rp 70 ribu sampai Rp 100 ribu per buah," tuturnya.
Sementara itu, salah satu penjual sekaligus pengrajin di Desa Kabunan, Alidin menambahkan, penjualan di tempatnya juga sangat berkurang sudah hampir 7 bulan ini.
Ia berharap ada bantuan atau dorongan dari pemerintah, sehingga bisnisnya tetap bisa bertahan.
"Kalau saya menjualnya mulai Rp 50 ribu sampai Rp 75 ribu. Ada juga yang Rp 100 ribu per buah bergantung ukuran dan kerumitan motifnya juga. Ya akhir-akhir ini penjualan sangat berkurang, tapi ya bagaimana lagi adanya usaha ini, jadi dijalani saja, semoga kondisinya semakin membaik dan penjualan kembali normal," imbuhnya. (dta)