Liga 1

Sudah Rugi Rp 7,5 Miliar, PSIS Dilematis dengan Nasib Kompetisi Liga 1 2020

CEO PSIS Semarang Yoyok Sukawi blak-blakan soal situasi keuangan yang dialami PSIS di masa pandemi covid-19.

Tribun Jatent
Yoyok Sukawi 

TRIBUN-PANTURA.COM, SEMARANG - CEO PSIS Semarang Yoyok Sukawi blak-blakan soal situasi keuangan yang dialami PSIS di masa pandemi covid-19.

Buntut dari penghentian sementara kompetisi Liga 1 sejak Maret lalu dengan status force majeure, berdampak pada kerugian yang harus dialami tim kebanggan masyarakat Jawa Tengah tersebut.

Akibat dari penghentian sementara kompetisi, Yoyok menjelaskan sejauh ini pihaknya sudah merugi sebesar 7,5 miliar rupiah.

Baca juga: Warga Sebut CCTV Sengaja Dimatikan saat Demo Penolakan UU Cipta Kerja, Begini Sanggahan Pemerintah

Baca juga: Neymar Hattrick, Brasil Tundukan Peru 4-2

Baca juga: Draf UU Cipta Kerja Setebal 812 Halaman Diserahkan ke Presiden, Publik Belum Bisa Mengakses

Dia menyebut, sekelas tim Liga 1, dana yang harus disiapkan minimal 3 sampai 4 miliar rupiah. Uang tersebut untuk biaya merekrut pemain, tanggungan akomodasi. Termasuk juga dana untuk membayar DP pemain.

Dalam situasi kompetisi dihentikan sementara, klub masih wajib melakukan pembayaran gaji ke pemain. Dana yang dibutuhkan pun cukup besar. Sebetulnya PSSI menganggarkan subsidi musim ini senilai 800 juta rupiah. Namun uang tersebut dirasa masih kecil.

Meski demikian, Yoyok mengatakan di masa pandemi ini bukan soal nominalnya yang membuat sulit. Akan tetapi mendapatkan pihak yang bersedia memberi pendanaan.

"Kalau biasanya tidak ada pandemi, kita bisa minta ke sponsor pembayarannya diajukan. Mereka setuju. Atau kalau sponsor tidak ada kita carikan hutang bank, dan bank banyak yang berminat sampai rebutan.

"Lah kalau sekarang itu tidak. Yang hutangi tidak ada, sponsor tidak ada, mau jual aset tidak ada yang beli. Sampai seberat itu. Padahal kebutuhan kan terus," terang Yoyok.

Lantas sebesar apa kerugian yang dialami PSIS jika kompetisi Liga 1 2020 dihentikan?.

Yoyok menyebut potensi kerugian bisa mencapai 14 sampai 20 miliar rupiah.

Di sisi lain, saat ini para sponsor PSIS masih menahan pendanaan. Sehingga pemasukan ke klub masih tertahan. Hal itu disebabkan karena sebagian besar sponsor PSIS menggunakan metode penghitungan per pertandingan.

"Mereka mensponsori PSIS karena suporternya banyak. lha pertandingan baru tiga kok. Harusnya 34 pertandingan. Masa minta dibayar yang pertandingan lainnya. Tidak mau dia," kata Yoyok.

"Terus ada juga sponsor yang sudah bayar atau penuh. Mereka bertanya, loh pertandingan cuma tiga kali tok. Mau kembalikan uang atau diganti tahun depan?. Padahal uangnya sudah dipakai buat bayar pemain. Dan masa ia kita suruh pemain untuk kembalikan," ucapnya.

Baca juga: Sempat Keluhkan Pandangan Gelap, Seorang Warga Gunungpati Semarang Ditemukan Meninggal Tiba-tiba

Baca juga: Chellini Bocorkan Kondisi Kesehatan Ronaldo yang Dinyatakan Positif Covid-19

Baca juga: Jadwal Samsat Keliling Kota Tegal 14 Oktober 2020, Buka di Kecamatan Margadana dan 7 Tempat Lainnya

Pria yang juga anggota DPR RI tersebut mengatakan atas situasi yang ada saat ini, sebetulnya jika kompetisi dilanjutkan atau dihentikan tetap saja klub merugi.

Bahkan, nilai kerugian bisa lebih dari 20 miliar rupiah.

"Tapi situasinya, lanjut rugi, berhenti juga rugi. Kalau lanjut mungkin kerugiannya lebih besar. Kita tidak tahu situasinya seperti apa. Kecuali kalau dari awal, pada saat bulan Maret dinyatakan berhenti akan memangkas kerugian. Kerugian selama ini ditanggung pemegang saham dalam hal ini saya. Pemegang PSIS yang tanggung jawab. Karena begitu minus setor modal, setor modal," terangnya.

Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved