Berita Blora
Gadis Disabiltas Korban Perkosaan di Blora Hamil, Keluarga Lapor Polisi, Tetangga Curigai Ini
Gadis Disabiltas Korban Perkosaan di Blora Hamil, Keluarga Lapor Polisi, Tetangga Curigai Ini
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: yayan isro roziki
TRIBUNPANTURA.COM, BLORA - Seorang gadis penyandang disabilitas di Blora menjadi korban pemerkosaan, hingga kini korban hamil 5 bulan.
Terungkapnya kasus ini bermula dari kecurigaan tetangga terhadap perubahan pada tubuh dan keseharian korban.
Kini, keluarga korban --dengan didampingi dinas sosial setempat dan SLB tempat korban menempuh pendidikan-- melaporkan perkara ini ke polisi.
Baca juga: Sebulan Razia Masker di Blora, Tim Gabungan Kumpulkan Denda Rp34 Juta, Disetor ke Mana?
Baca juga: Update Covid-19 Kabupaten Pekalongan: Total 321 Kasus, 211 Sembuh dan 23 Pasien Meninggal Dunia
Baca juga: Jazz Berisi 5 Orang Masuk Kolong Truk, 4 Tewas dan 1 Selamat karena Tertidur di Bagasi Mobil
Baca juga: Pasangan Lansia di Blora Meninggal Bersama, Kesetrum Listrik Jebakan Tikus di Sawah
Kasatreskrim Polres Blora, AKP Setiyanto mengatakan, laporan tersebut telah pihaknya terima.
Hanya saja dalam laporan kekerasan seksual tersebut belum termaktub terlapor.
Sebab, dari keterangan korban belum bisa diurai atau belum bisa dipahami lantaran korban memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi.
Diketahui, korban merupakan penyandang tunarungu sekaligus tunagrahita.
"Terlapor belum diketahui karena yang bersangkutan ini disabilitas. Jadi keterangan masih belum bisa dipahami."
"Dia menggambarkan pelaku masih simpang siur," ujar Setiyanto kepada Tribunpantura.com, Rabu (21/10/2020).
Adanya laporan tersebut, kata Setiyanto, pihaknya akan meminta keterangan kepada sejumlah saksi.
Sementara, terkait korban yang memang memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi, maka pihaknya akan koordinasi dengan guru korban.
"Untuk keterangan korban, kami sementara akan koordinasi dengan gurunya," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, seorang siswi Sekolah Luar Biasa (SLB) di Blora menjadi korban kekerasan seksual hingga akhirnya kini hamil 5 bulan.
Sampai saat ini, belum diketahui siapa yang tega di balik nasib naas yang menimpa siswi tersebut.
Berawal dari kecurigaan tetangga
Puspa, begitu nama samarannya, merupakan penyandang tunarungu sekaligus tunagrahita.
Kali pertama dia diketahui hamil setelah tetangganya curiga dengan kondisinya.
"Jadi tetangganya yang di rumah curiga. Kenapa bocah kok lemas. Dicek pakai test pack ternyata positif (hamil)," ujar guru kelasnya, Dwi Sriharyati.
Kali pertama dia diketahui hamil yakni beberapa hari yang lalu.
Padahal, kata Dwi, dirinya sering berkunjung ke rumah siswi tersebut semenjak pandemi virus corona.
Kedatangannya untuk sekadar membawa buah tangan sekaligus bentuk perhatian lantaran Puspa selain penyandang disabilitas juga terlahir dari keluarga kurang mampu.
Di rumah, kata Dwi, orangtua Puspa merupakan penggarap lahan persil di hutan. Seringnya pulang saat hari menjelang petang.
Mendapati kondisi tersebut, Puspa pun di rumah sering diurus oleh tetangganya termasuk urusan makan.
"Sepekan lalu, pas saya ke sana juga belum tahu kalau dia hamil."
"Baru kemudian saya mendapat telepon dari teman yang mengabarkan murid saya itu hamil. Saya kaget," ucap Dwi.
Mendapati kabar tersebut, Dwi pun sudah berusaha mengorek siapa pelaku di balik hamilnya Puspa.
Namun, tidak berhasil lantaran disabilitas yang disandang Puspa.
"Karena anaknya itu kan IQ (intelligence quotient) kurang (tunagrahita) kalau ditanya juga tidak maksud. Maksudnya kami nanya apa dia gak nyambung."
"Kalau dia tunarungu murni masih bisa diajak komunikasi. Karena ini tuna ganda jadinya tidak bisa nyambung."
"Jadinya tidak bisa, istilahnya kami korek tidak bisa terungkap. Walaupun mungkin anak ini juga tahu siapa yang menghamili tapi tidak bisa menerjemahkan maksudnya dia itu," ujar dia. (*)
Baca juga: 6 Nakes Positif Corona, Puskesmas Karanganyar Kabupaten Pekalongan Ditutup Sementara
Baca juga: Polisi Tangkap Pasutri Spesialis Bobol Bagasi Jok Motor di Pekalongan, Kaki Suami Ditembak
Baca juga: Gagalkan Penyelundupan 101 Gram Sabu, Kalapas Kedungapane Dapat Penghargaan dari Kapolda Jateng
Baca juga: Anak-anak Komunitas Push Bike Tegal Sedulur Mulai Latihan, Ini Harapan Orangtua terhadap Pemkot
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pantura/foto/bank/originals/ilustrasi-kekerasan-seksual-permerkosaan-pencabulan.jpg)