Liga 1

Hak Komersial Tim Liga 1 Hanya Diberikan 25 Persen, Manajemen PSIS Pusing Tuju Keliling

Kecewa berat dirasakan manajemen PSIS Semarang pasca menerima surat dari operator kompetisi PT Liga Indonesia Baru.

Istimewa
Aksi penyerang PSIS Semarang Hari Nur Yulianto berebut bola dengan rekan satu timnya Muhammad Rio Saputro dalam seai latihan tim di Stadion Citarum, Semarang belum lama ini. 

TRIBUN-PANTURA.COM, SEMARANG -Kecewa berat dirasakan manajemen PSIS Semarang pasca menerima surat dari operator kompetisi PT Liga Indonesia Baru (LIB), pada Selasa (3/11/2020) kemarin, perihal penyampaian status kompetisi.

Rencananya Liga 1 akan berjalan mulai Februari hingga Juli tahun depan, dengan berganti titel menjadi kompetisi Liga 1 2020/2021.

Salah satu poin penting dalam surat bernomor 394/LIN-KOM/XI/2020 yang ditandatangani Akhmad Hadian Lukita selaku Direktur Utama PT LIB tersebut mengenai subsidi alias hak komersial untuk klub.

Baca juga: Bawaslu Kendal Temukan 10 Pelanggaran Administrasi Selama Sebulan Kampanye

Baca juga: Dedy Yon Minta Seluruh OPD Kota Tegal Komitmen Cegah Stunting

Baca juga: BREAKING NEWS: Tak Terima Dandim Dicopot, Massa Geruduk Kantor Kodim 0736 Batang Sampaikan Aspirasi

Baca juga: BPBD Kota Tegal Pantau 3 Sungai dan 1 Polder Berpotensi Sebabkan Banjir

Selama kompetisi dihentikan, dari Oktober hingga Januari mendatang, pembayaran hak komersial hanya sebesar 25 persen dari nominal 800 juta rupiah per bulan.

Dan pembayarannya dilakukan pada saat kompetisi berjalan.

Apabila kompetisi berjalan sesuai rencana pada Februari hingga Juli 2021, maka pembayarannya baru akan penuh sebesar 800 juta rupiah yang akan diberikan tiap bulannya.

Merespon surat LIB tersebut, CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi mengaku hal tersebut sangat memberatkan klub.

Yoyok merinci, pengeluaran klub di tengah penghentian kompetisi cukup besar.

Terutama untuk gaji bulanan pemain dan official tim serta karyawan di kantor PT Mahesa Jenar Semarang.

"Terus terang kita di klub sangat berat dengan aturan pembayaran pada saat tidak ada kompetisi cuma 25 persen dari 800 juta rupiah."

"Dan situasi ini bikin pusing tujuh keliling," keluh Yoyok Sukawi saat dihubungi, Rabu (4/11/2020).

Lebih detail soal teknis pengeluaran klub, manajer tim Imanuel Anton Nikijuluw membeberkan hal yang sama.

Baca juga: Petahana Wali Kota Semarang Positif Covid-19, Ganjar: Pengingat bagi Calon Kepala Daerah Lain

Baca juga: Perjuangan Petugas Pemulasaran Perempuan di RSUD dr Soeselo Slawi, Tidak Punya Waktu untuk Keluarga

Baca juga: Eksotisme Atap Tertinggi Kabupaten Batang

Baca juga: Pemerintah Kota Tegal Berencana Naikkan UMK Sekira 3 Persen

Menurut Anton, klub sangat membutuhkan subsidi secara penuh untuk menutup operasional tim.

Sebetulnya pada saat Extraordinary Club meeting di Yogyakarta beberapa waktu lalu, Anton menyebut federasi telah mengatakan akan membayar hak komersial kepada 18 klub Liga 1.

"Sebagian klub Liga 1 dan Liga 2 mungkin sama seperti kami, sedikit resah dengan ketidakjelasan hak komersial, padahal waktu rapat di Yogyakarta federasi telah menjamin hak komersial dibayarkan tepat waktu," ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Pantura
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved