Liga 1
Hak Komersial Tim Liga 1 Hanya Diberikan 25 Persen, Manajemen PSIS Pusing Tuju Keliling
Kecewa berat dirasakan manajemen PSIS Semarang pasca menerima surat dari operator kompetisi PT Liga Indonesia Baru.
Penulis: Franciskus Ariel Setiaputra | Editor: Rival Almanaf
TRIBUN-PANTURA.COM, SEMARANG -Kecewa berat dirasakan manajemen PSIS Semarang pasca menerima surat dari operator kompetisi PT Liga Indonesia Baru (LIB), pada Selasa (3/11/2020) kemarin, perihal penyampaian status kompetisi.
Rencananya Liga 1 akan berjalan mulai Februari hingga Juli tahun depan, dengan berganti titel menjadi kompetisi Liga 1 2020/2021.
Salah satu poin penting dalam surat bernomor 394/LIN-KOM/XI/2020 yang ditandatangani Akhmad Hadian Lukita selaku Direktur Utama PT LIB tersebut mengenai subsidi alias hak komersial untuk klub.
Baca juga: Bawaslu Kendal Temukan 10 Pelanggaran Administrasi Selama Sebulan Kampanye
Baca juga: Dedy Yon Minta Seluruh OPD Kota Tegal Komitmen Cegah Stunting
Baca juga: BREAKING NEWS: Tak Terima Dandim Dicopot, Massa Geruduk Kantor Kodim 0736 Batang Sampaikan Aspirasi
Baca juga: BPBD Kota Tegal Pantau 3 Sungai dan 1 Polder Berpotensi Sebabkan Banjir
Selama kompetisi dihentikan, dari Oktober hingga Januari mendatang, pembayaran hak komersial hanya sebesar 25 persen dari nominal 800 juta rupiah per bulan.
Dan pembayarannya dilakukan pada saat kompetisi berjalan.
Apabila kompetisi berjalan sesuai rencana pada Februari hingga Juli 2021, maka pembayarannya baru akan penuh sebesar 800 juta rupiah yang akan diberikan tiap bulannya.
Merespon surat LIB tersebut, CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi mengaku hal tersebut sangat memberatkan klub.
Yoyok merinci, pengeluaran klub di tengah penghentian kompetisi cukup besar.
Terutama untuk gaji bulanan pemain dan official tim serta karyawan di kantor PT Mahesa Jenar Semarang.
"Terus terang kita di klub sangat berat dengan aturan pembayaran pada saat tidak ada kompetisi cuma 25 persen dari 800 juta rupiah."
"Dan situasi ini bikin pusing tujuh keliling," keluh Yoyok Sukawi saat dihubungi, Rabu (4/11/2020).
Lebih detail soal teknis pengeluaran klub, manajer tim Imanuel Anton Nikijuluw membeberkan hal yang sama.
Baca juga: Petahana Wali Kota Semarang Positif Covid-19, Ganjar: Pengingat bagi Calon Kepala Daerah Lain
Baca juga: Perjuangan Petugas Pemulasaran Perempuan di RSUD dr Soeselo Slawi, Tidak Punya Waktu untuk Keluarga
Baca juga: Eksotisme Atap Tertinggi Kabupaten Batang
Baca juga: Pemerintah Kota Tegal Berencana Naikkan UMK Sekira 3 Persen
Menurut Anton, klub sangat membutuhkan subsidi secara penuh untuk menutup operasional tim.
Sebetulnya pada saat Extraordinary Club meeting di Yogyakarta beberapa waktu lalu, Anton menyebut federasi telah mengatakan akan membayar hak komersial kepada 18 klub Liga 1.
"Sebagian klub Liga 1 dan Liga 2 mungkin sama seperti kami, sedikit resah dengan ketidakjelasan hak komersial, padahal waktu rapat di Yogyakarta federasi telah menjamin hak komersial dibayarkan tepat waktu," ujarnya. (*)