Berita Tegal
Usulan UMK Tegal Naik 3 Persen Jadi Rp1.982.750, Buruh: Ini Surpires Bagi Kami, tapi Jangan PHP
Usulan UMK Tegal Naik 3 Persen Jadi Rp1.982.750, KSPSI: Ini Surpires Bagi Kami, tapi Jangan PHP
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: yayan isro roziki
TRIBUNPANTURA.COM, TEGAL - Dewan Pengupahan Kota Tegal, menyepakati Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) Kota Tegal pada 2021 naik sebesar 3 persen.
UMK Kota Tegal pada 2021 diusulkan menjadi Rp 1.982.750.
Naik sejumlah Rp 57.750, dari UMK Kota Tegal pada 2020 sebesar Rp 1.925.000.
Kesepakatan tersebut tinggal menunggu persetujuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Baca juga: Kabar Baik! Ganjar Naik UMP Jateng 3,27 Persen, Tak Ikuti SE Menaker untuk Tak Naikkan Upah 2021
Baca juga: 2 Anak Bawah Umur Asal Kendal Ditangkap BNN Jateng gegara Diminta Saudara Ambil Paket, Isinya Ini
Baca juga: Ini Syarat Pedagang Pasar Kupu Dukuhturi Kabupaten Tegal yang Ingin Kembali Berjualan, Wajib!
Baca juga: Petugas Rita Mall Tegal Tak Segan Tegur Pengunjung Mal yang Lalai Terapkan Protokol Kesehatan
Menanggapi itu, Sekretaris Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Kota Tegal, Fajar Santoso, mengapresiasi langkah pemerintah kota dan dewan pengupahan yang menaikkan angka UMK Kota Tegal di tengah pandemi Covid-19.
Ia mengatakan, keputusan tersebut menjadi kabar baik bagi para pekerja.
Meski kondisi ekonomi sedang acak-acakan karena pandemi Covid-19, pemerintah masih mengusahakan adanya kenaikkan UMK.
"Terus terang ini surprise buat kami. Walaupun kenaikkannya tidak signifikan."
"Kami menghargai dan menerima usaha tersebut," kata Fajar kepada tribunpantura.com, seusai sidang pleno membahas UMK Kota Tegal di KJA Coffee, Kamis (5/11/2020).
Fajar mengatakan, yang terpenting bagi para pekerja adalah implementasi kenaikkan UMK di lapangan.
Para pengusaha benar-benar memberikan gaji sesuai besaran UMK yang telah disepakati.
Ia mencatat, perusahaan di Kota Tegal yang memberikan gaji sesuai UMK masih di bawah 40 persen.
Sisanya 60 persen tidak sesuai UMK Kota Tegal.
Mereka yang memberikan gaji di bawah besaran UMK rata-rata ada perusahaan lokal, asli Kota Tegal.
Sementara untuk perusahaan yang ruang lingkupnya nasional, gaji sudah sesuai UMK.
Menurut Fajar, semestinya sidang pleno yang digelar tiap tahun tidak hanya membahas besaran UMK.