Penanganan Corona
Cerita Kalak BPDB Kabupaten Pekalongan Jadi Relawan Pemakaman Jenazah Covid-19: Takut, tapi . . .
Cerita Kalak BPDB Kabupaten Pekalongan Jadi Relawan Pemakaman Jenazah Covid-19: Takut, tapi . . .
TRIBUNPANTURA.COM, PEKALONGAN - Para petugas pemakaman pasien Covid-19 di TPU Sapuro, Kota Pekalongan, Jawa Tengah sempat merasakan takut, saat melakukan prosesi pemakaman.
Lantaran, merasa terancam terpapar virus mematikan yang tak kasat mata.
Hal ini dikatakan Ketua Pelaksana BPBD Kota Pekalongan, Saminta.
Kala itu, ia bersama tim yang menjadi tim pemakaman pasien Covid-19 ataupun pasien dalam pengawasan (PDP) yang meninggal dunia sempat merasakan takut.
Baca juga: Joe Biden Presiden AS Terpilih Buat Kesalahan saat Pidato Pertama, Keliru Kutip Data Covid-19
Baca juga: West Brom vs Tottenham: Gol ke-150 Harry Kane Bawa Anak Asuh Mourinho ke Puncak Klasmen
Baca juga: Update Covid-19 Kabupaten Pekalongan: Kecamatan Kedungwuni Terbanyak Kasus Terkonfirmasi
Baca juga: Di Jawa Tengah, Kabupaten Tegal Paling Diminati Investor dalam Negeri pada 2020, Ada Apa?
Dari pihak keluarga, terutama sang istri dan anaknya sempat khawatir lantaran harus berjibaku memakamkan jenazah akibat Covid-19.
"BPBD mendapatkan tugas untuk melakukan pemakaman jenazah Covid-19. Pekerjaan ini tentu tidak mudah, karena kita tahu semua."
"Dikalangan masyarakat, bahwa virus corona sangatlah menakutkan."
"Banyak petugas BPBD awalnya merasa takut mengenai tugas ini."
"Kemudian, saya menjadi kepala memberikan penjelasan mengenai tugas ini dan Alhamdulillah awalnya merasa takut, sekarang semua petugas mau menjalankan tugas ini," kata Saminta kepada Tribunpantura.com, Minggu (8/11/2020).
Menurutnya, saat itu semua petugas belum pernah melakukan tugas semacam ini. Sehingga, mereka diberikan pelatihan selama dua hari ini untuk mengerjakan tugas tersebut.
"1 tim pemakaman ini ada 8 orang, semuanya diberikan pelatihan selama dua hari untuk melakukan pemakaman jenazah dengan protokol kesehatan," ujarnya.
Sejak awal mula melakukan pemakaman jenazah, Saminta mengaku, sempat dijauhi oleh para tetangga sekitar.
Tetapi setelah diberikan pemahaman, masyarakat mengetahui apa tugas yang dilakukannya dan saat ini sudah kembali seperti biasa.
Lantaran dirinya sudah rapid tes dan swab dengan hasil negatif.
Meski begitu, setiap selesai pemakaman dan akan pulang ke rumah pihaknya tetap merasa khawatir membawa virus corona.
Terlebih, kepada orangtuanya yang sudah tua, istri, dan anak.
"Jelas khawatir mas. Makanya setiap mau pulang saya mandi dulu di kantor, bersih-bersih segala macem."