Berita Temanggung

Masih Ada 2.875 Anak Tidak Sekolah di Temanggung

Kepala Bappeda Kabupaten Temanggung, Ripto Susilo menyebutkan, sampai saat ini masih ada 2.875 anak usia produktif belajar

Penulis: Saiful Masum | Editor: Rival Almanaf
Tribunpantura.com/Desa Leila Kartika
Siswa SDN Slawi Kulon 3, sedang mencuci tangan menggunakan sabun, saat jajaran polres Tegal mengadakan kegiatan edukasi tentang penerapan atau adaptasi kebiasaan baru di tengah pandemi Covid-19, Selasa (18/8/2020). 

TRIBUN-PANTURA.COM, TEMANGGUNG - Kepala Bappeda Kabupaten Temanggung, Ripto Susilo menyebutkan, sampai saat ini masih ada 2.875 anak usia produktif belajar tak tercatat sebagai siswa sekolah.

Jumlah tersebut dilihat dari data terpadu yang dihimpun pada 2016 lalu.

Ripto memprediksi setelah pandemi Covid-19, dimungkinkan jumlah tersebut akan bertambah seiring menurunnya perekonomian masyarakat yang terjadi.

Baca juga: Bupati Batang Berencana Tempatkan Alat Cetak Dokumen Kependudukan di Tiap Desa

Baca juga: Cerita Petugas Pemulasaraan Jenazah Covid-19 Kota Tegal: Takut Pulang, Khawatir Bawa Virus ke Rumah

Baca juga: Tim E-Sport Udinus Semarang Juarai Ajang Free Fire Nasional: Situasi Itu Tidak Menguntungkan

Baca juga: Program PTSL Kabupaten Tegal Lebihi Target, ATR/BPN Cetak 28.000 Sertifikat Tanah

Kata Ripto, berdasarkan data kemiskinan terpadu, anak usia sekolah yang masuk dalam keluarga kurang mampu mencapai 11.000. Jumlah itu juga diprediksi bertambah seiring pandemi Covid-19 melanda.

Guna meningkatkan taraf pendidikan bagi masyarakat Temanggung dalam beberapa tahun ke depan, Pemerintah Kabupaten Temanggung bakal serius menangani anak usia sekolah yang tidak sekolah diawali dengan rencana aksi daerah dalam perencanaan pembangunan daerah setempat.

Kata Ripto, kegiatan rencana aksi daerah dimaksudkan untuk menyusun program secara komprehensif dalam rangka penanganan anak usia sekolah tidak sekolah.

Seperti contoh, inisiasi gagasan iuran dari para guru penerima sertifikasi untuk membantu anak-anak yang saat ini terkendala biaya sehingga tidak sekolah.

"Mungkin secara pribadi atau mandiri guru-guru ini sudah peduli. Tetapi kalau ini dibuatkan sebuah program kemudian ini dikelola oleh kawan-kawan guru sendiri, dikelola dengan transparan akan luar biasa angkanya dalam rangka mendukung pembiayaan," terangnya, Kamis (12/11/2020).

Baca juga: Komplotan Pencuri Kabel Telkom di Semarang Dibekuk Polisi, Sekali Beraksi Hasilkan Rp150 Juta

Baca juga: Ini Sosok Kasat Reskrim Baru di Kabupaten Tegal

Baca juga: Liverpool Kembali Menderita, Joe Gomez Cedera Parah saat Latihan Bersama Timnas Inggris

Pihaknya juga bakal mengajak komponen-komponen pendukung yang bergerak di bidang pendidikan agar bisa memberikan ide-ide kreatif lainnya untuk dunia pendidikan.

Ripto berharap, dengan adanya sinergitaa Pemkab Temanggung bersama para tenaga pendidik hingga masyarakat pada umumnya, dapat menangani problem anak-anak yang tidak bisa sekolah karena terkendala biaya.

"Semoga nanti setelah forum ini akan terwujud program secara komprehensif menanganani pendidikan. Khususnya menangani anak usia sekolah yang tidak sekolah," harapnya. (Sam)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved