Berita Semarang
Disporapar Jateng Berikan Perlengkapan Alat Kesehatan kepada Pegiat Desa Wisata di Wonosobo
Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah kembali melakukan gebrakan untuk bangkitnya pariwisata di tengah pandemi Covid-19.
"Sebagian besar desa sudah mempunyai daya tarik wisata. Contoh di Desa Deroduwur ini sudah lengkap, ada wisata religi yang dikunjungi masyarakat dari luar kota maupun provinsi, ada wisata buatan, dan wisata alam berupa pemandangan Gunung Bismo. Apa yang bisa diberikan dan dibantu Disporapar semoga bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya," harapnya. (Sam)
*Bangkitnya Wisata Tumbuhkan Ekonomi Warga*
Bangkitnya dunia pariwisata dinilai berdampak besar bagi pertumbuhan ekonomi warga. Seperti contoh di Desa Deroduwur Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo.
Camat Mojotengah, Bandriyo menjelaskan, di wilayahnya beberapa desa memiliki potensi wisata tersediri. Seperti contoh wisata air panas, pasar tradisional, wisata alam buatan, dan wisata religi.
Katanya, dengan dibukanya kembali tempat wisata berdampak positif bagi kemajuan ekonomi warga. Baik dari kulinernya, kerajinannya, hingga hasil panen suatu daerah.
"Desa Deroduwur masih tercatat sebagai desa merah miskin. Dengan dibukanya beberapa wisata yang ada seperti wisata religi, dan wisata alam buatan, otomatis kuliner khas desa menjadi laku kembali. Didukung dengan pembinaan Disporapar agar bisa mengolah kekayaan desa menjadi sesuatu yang bernilai jual tinggi," terang Bandriyo.
Kata Bandriyo, bermodalkan antusias yang tinggi, warga Desa Deroduwur mulai bisa meningkatkan perekonomiannya. Beberapa produk UMKM seperti pengolahan ketela pohon menjadi berbagai macam makanan, pengolahan kopi dan jahe khas Deroduwur kini sudah tembus hingga ke beberapa kabupaten dan kota di Jawa Tengah.
Meningkatnya perekonomian juga berdampak pada taraf pendidikan warga. Kini, anak-anak Desa Deroduwur sudah mulai melanjutkan sekolah hingga ke tingkat SMP. Bandriyo berharap meningkatnya kualitas pendidikan ini akan terus berlanjut hingga ke tingkat perkuliahan sehingga bisa mencetak generasi yang cerdas dan berkualitas.
"Saya bilang ke kepala desa, warga yang kurang mampu harus dibantu dengan dana desa, dan ini berjalan. Terlebih dengan adanya pelatihan dan bimbingan dari pemerintah kabupaten maupun provinsi, potensi desa mulai tergali dan bisa dimaksimalkan. Kami juga punya program ASN sekitar wajib beli hasil panen tetangganya, ada hasil panen labu, sayuran, cabai dan lainnya terbantu dalam pemasaran. Dan ini juga sudah berjalan," jelasnya.
Kades Deroduwur, Kliwon mengatakan, pihaknya bersama Pokdarwis sudah merintis wisata buatan baru bernama Warung Kali Deroduwur yang dikenal sebagai Wakade Cithakan.
Di tempat wisata tersebut, masyarakat disuguhkan pemandangan alam yang asri, spot foto selfi, gazebo etnik, hingga makanan khas. "Di warung Wakade ini kami suguhkan nasi jagung, ikan asin dan sambalnya sebagai makanan khas tempat wisata. Untuk minumanya ada jahe rempah dan kopi Bismo sebagai khas dataran tinggi Gunung Bismo," ujarnya.
Ia berharap dengan beberapa usaha warga dalam menyediakan daya tarik wisata, dapat menarik para wisatawan dari berbagai daerah di Indonesia hingga ke berbagai mancanegara.
Baca juga: Aptrindo Kritisi Rencana Pemerintah Batasi Operasional Truk di Masa Libur Nataru
Baca juga: 18 Pedagangnya Terkonfirmasi Positif Covid-19, Pasar Balamoa Kabupaten Tegal Ditutup
Baca juga: Disporapar Kota Tegal Tunda Konser Musik di PAI untuk Cegah Penularan Covid-19 di Klaster Pariwisata
Baca juga: Pemkot Tegal Gandeng Tokopedia untuk Pasarkan Produk IKM
"Yang jelas saat desa kami banyak dikunjungi wisatawan, produk-produk warga laku terjual bahkan bisa terpasarkan saat mereka kembali ke daerah masing-masing. Dengan itu, zona merah miskin desa kami perlahan membaik, pemudanya bergerak, perekonomian tumbuh," harapnya.
Sekretaris Disparbud Wonosobo, Siti Nurmar Asiyah menyampaikan, Wonosobo termasuk wilayah wisata dengan mayoritas warganya bertumpu pada sektor wisata. Seratusan daya tarik wisata telah lahir dan tersebar di penjuru-penjuru Wonosobo, 11 di antaranya dikelola Pemerintah Daerah.
Guna mendukung bangkitnya sektor wisata, pihaknya sudah membuat SOP kesehatan terperinci untuk mendukung dibukanya tempat wisata. Termasuk imbauan kepada masyarakat maupun pengelola wisata agar hanya memperbolehkan warga yang sehat untuk bisa masuk ke tempat wisata.
"Ini semua kami imbaukan agar tidak terjadi klaster penyebaran Covid-19. Saat ini sudah mulai buka namun harus pembatasan kapasitas. Kami juga ke depan akan lakukan sampling rapid test maupun swab tes di beberapa tempat wisata yang besar dan banyak diminati wisatawan," tutupnya. (Sam)