Penanganan Corona
Jumlah Akumulasi Kasus Positif Covid-19 di Solo Capai 2.000 Orang, Didominasi Orang Tanpa Gejala
Jumlah akumulasi kasus terkonfirmasi positif Covid-19 Kota Solo, tembus 2.005 orang pada Minggu (22/11/2020).
Penulis: Muhammad Sholekan | Editor: Rival Almanaf
TRIBUN-PANTURA.COM, SOLO - Jumlah akumulasi kasus terkonfirmasi positif Covid-19 Kota Solo, tembus 2.005 orang pada Minggu (22/11/2020).
Dari total jumlah itu, didominasi orang tanpa gejala (OTG).
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo menyampaikan, kasus Covid-19 di Solo belum dinilai parah.
Baca juga: Harga Emas Antam di Semarang Hari ini, Mengalami Penurunan Rp 16.000 Berikut Daftar Lengkapnya
Baca juga: Polisi Sebut Ada Indikasi Kesamaan Wajah Anatara Pemeran Video Syur dengan Gisella Anastasia
Baca juga: Pabrik Cat Milik Warga Blitar di Semarang Terbakar, Lilik Tahu Kebakaran Setelah Tidur Kepanasan
Baca juga: Update Covid-19 di Kabupaten Pekalongan Selasa 24 November, Tembus 753 Kasus Terkonfirmasi
Hal itu lantaran, menurut Rudy, dikarenakan jumlah pasien sembuh banyak.
"Kalau bicara parah, tidak parah ya. Karena yang sembuh lebih banyak. Yang terkonfirmasi itu OTG, tanpa gejala semua," kata Rudy, Senin (23/11/2020) kemarin.
Dia menyebut, jumlah 2.005 orang terkonfirmasi Covid-19 tersebut rinciannya 1.085 orang sembuh, 649 orang menjalani isolasi mandiri, 182 orang rawat inap, dan 89 orang meninggal dunia.
Rudy mengungkapkan, peningkatan kasus Covid-19 juga karena masifnya tracing kontak terhadap pasien positif Covid-19 yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Solo.
"Yang perlu saya sampaikan, semakin kita melakukan tracingnya semakin kencang, diperlebar ya semakin banyak yang kita temukan," ujarnya.
Kendati ditemukan klaster penularan Covid-19 di Solo, dia mengatakan akan terus mengantisipasi jangan sampai virus corona menyebar ke mana-mana.
Dia meminta masyarakat yang merasa dirinya terpapar Covid-19 harus melaksanakan karantina mandiri di rumah.
"Jangan sampai (ketika, red) meminta karantina mandiri di rumah, namun ke mana-mana. Itulah penyebab dari pada klaster-klaster baru itu muncul," ungkap dia.
Selama ini, lanjut Rudy, pemerintah telah menerapkan kebijakan work from home (WFH) guna memutus penyebaran Covid-19 ketika ada pegawainya terpapar virus corona.
Baca juga: Apes! Beli PS5 Secara Online, yang Datang Justru Makanan Kucing
Baca juga: Kasus Positif di Kabupaten Tegal Tembus 1.120 Orang, Satgas Covid-19 Minta Masyarakat Disiplin
Baca juga: Kasus Covid-19 Tertinggi di Jateng dari Klaster Keluarga
Baca juga: Akibat Covid-19, Bertambah 2,67 Juta Pengangguran di Indonesia
Pihaknya juga melarang pegawai melakukan kunjungan kerja ke luar daerah maupun menerima kunjungan dari luar daerah selama pandemi wabah Covid-19.
"Jadi kalau mau studi banding tidak boleh. Menerima maupun keluar tidak dilakukan dulu," kata dia.
Rudy mengungkapkan, banyak yang minta untuk studi banding ke Solo.
"Kemarin ada Kediri, Malang, kita jawab kalau mau studi banding lewat virtual dulu. Dan kita berikan keseluruhan dan tidak ada yang ditutup-tutupi," tandasnya. (kan)