Berita Slawk
Bupati Karanganyar Intip Wisata Jamu di Kabupaten Tegal, Begini Pandangannya
Bupati Karanganyar Juliyatmono mengunjungi Objek Wisata Kesehatan Jamu (WKJ) Pusat Pengolahan Pasca Panen Tanaman Obat (P4TO) Kalibakung.
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: Rival Almanaf
TRIBUN-PANTURA.COM, SLAWI – Bupati Karanganyar Juliyatmono mengunjungi Objek Wisata Kesehatan Jamu (WKJ) Pusat Pengolahan Pasca Panen Tanaman Obat (P4TO) Kalibakung, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal, pada Selasa (24/11/2020) lalu.
Namun sebelumnya, kedatangan rombongan studi banding dan pembelajaran dari Karanganyar ini diterima Bupati Tegal Umi Azizah di Ruang Rapat Nusantara, Gedung Amartha, Setda Kabupaten Tegal.
Umi menyambut baik kehadiran Bupati Karanganyar yang di wilayahnya terdapat Klinik Saintifikasi Jamu Hortus Medicus miliki Kementerian Kesehatan RI.
Umi mengatakan, melalui kunjungan studi tersebut pihaknya bisa saling belajar dan bertukar pengalaman mengembangkan jamu.
Baca juga: Harga Emas Antam di Semarang Kamis 26 November 2020, Berikut Daftar Lengkapnya
Baca juga: Begini Harapan Nelayan Kota Tegal Setelah Menteri KKP Edhy Prabowo Ditangkap KPK
Baca juga: Kepala Daerah di Brebes, Tegal, Pemalang Harus Bekerjasama untuk Bangkitkan Wisata
Baca juga: 10 Trotoar Baru di Kota Tegal Didesain Ramah untuk Difabel Tunanetra
“Sebetulnya, klinik saintifikasi jamu di Tawangmangu adalah guru bagi kami. Bahkan untuk bahan bakunya, kami pun sebagian mendatangkan dari Karanganyar. Tentunya dengan lebih banyak pengalaman ini, Pemkab Karanganyar memiliki kiat tertentu dalam menumbuhkan minat petani lokal membudidayakan tanaman jamu sebagai upaya perlindungan keanekaragaman hayati dan kearifan lokal, hingga mendorong perizinan edar obat tradisional UMKM melalui Badan POM,” ungkap Umi, dalam rilis yang diterima Tribunjateng.com, Kamis (26/11/2020).
Umi berpendapat, bahwa konsep ramuan jamu di Indonesia masih terbatas pada warisan nenek moyang yang turun temurun.
Hal ini berbeda dengan ramuan jamu di Tiongkok yang menurutnya selain warisan leluhur, juga sudah punya bukti ilmiah tertulis tentang resep jamunya yang teruji melalui proses selama ribuan tahun.
Untuk itu Umi berharap, melalui klinik saintifikasi jamu ini pola penelitian jamu berbasis ilmiah bisa lebih ditingkatkan intensitas dan kualitasnya.
Dengan demikan, jamu di Indonesia tidak hanya berhenti sebatas warisan budaya dan aset nasional, tapi bisa berkembang menjadi komoditi kesehatan dan sumber perekonomian bagi masyarakat, terutama petani bahan jamu dan UMKM obat tradisional.
Umi pun menuturkan jika tingkat kunjungan warga ke WKJ Kalibakung terus meningkat.
“Saya melihat tren konsumsi obat herbal semakin meningkat seiring bertambahnya kesadaran masyarakat terhadap manfaat dan khasiatnya di tengah pandemi Covid-19. Oleh karenanya, melalui WKJ Kalibakung ini, kami terus mendukung proses saintifikasi jamu dengan membuat simplisia, produk tanaman obat sebagai produk inovasi jamu dan penguatan branding jamu seduhan, pembuatan produk tanaman obat, pesanan penelitian dan bibit tanaman obat keluarga, serta tentunya wisata edukasi kesehatan jamu,” ujarnya.
Sementara itu, Juliyatmono menyampaikan apresiasinya akan kemajuan WKJ Kalibakung dalam mengolah tanaman obat sebagai bahan jamu, termasuk mendukung proses saintifikasi jamunya.
Menurutnya setiap wilayah memiliki karakteristik masing-masing, sehingga pihaknya perlu belajar dengan keunggulan pengelolaan wisata kesehatan jamu di Kalibakung.
Baca juga: Jateng Kebagian 21 Juta Dosis Vaksin Corona
Baca juga: Fokus Tingkatkan Peringkat PISA Siswa Indonesia, Tanoto Foundation Jalankan Program Pintar
Baca juga: Update Covid-19 di Kabupaten Pekalongan, Tembus 808 Kasus Terkonfirmasi
Baca juga: Berikut Prakiraan Cuaca BMKG di Pekalongan Raya, Kamis 26 November 2020
“Yang kami tahu, di WKJ Kalibakung ini punya racikan obat herbal tersendiri, disamping juga racikan minuman herbalnya yang sedap. Apalagi Kabupaten Tegal juga dikenal dengan rasa tehnya yang mantap karena banyak pabrik teh disini,” katanya.
Juliyatmono pun berharap, melalui kunjungannya ini, jalinan kekerabatan antara Kabupaten Tegal dengan Kabupaten Karanganyar semakin baik, memperkokoh positioning Jawa Tengah dalam upayanya memajukan kesehatan masyarakat, terlebih di masa pandemi seperti ini.
“Mudah-mudahan, jalinan silaturahim terus langgeng, mendapatkan berkah dari Allah SWT. Untuk itu saya mengajak peserta studi banding ini untuk sama-sama belajar dari pengalaman Kabupaten Tegal. Semoga pula dari studi banding ini akan menghasilkan banyak ilmu yang bermanfaat dan bisa diterapkan di Karanganyar, terlebih di sini sudah ada pengolahan pasca panennya,” imbuh Juliyatmono. (dta)