Penanganan Corona

Puluhan Siswa SMP di Jepara Positif Covid-19 setelah Ikut Sekolah Tatap Muka, Ganjar: Tutup Wes

Puluhan Siswa SMP di Jepara Positif Covid-19 setelah Ikut Belajar Tatap Muka, Ganjar: Tutup Wes

Istimewa
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menjelaskan data kasus aktif corona di Jateng yang mana ada perbedaan dengan data Satgas Covid-19 Pusat. 

TRIBUNPANTURA.COM, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta semua sekolah yang menjadi klaster penyebaran Covid-19 ditutup.

Hal itu menanggapi adanya puluhan pelajar SMP di Kabupaten Jepara yang terinfeksi Covid-19 usai mengikuti pembelajaran tatap muka.

"Tutup, wes ora usah kesuwen pokoke (tutup, tidak usah lama-lama)."

Baca juga: Lonjakan Kasus Covid-19 di Jateng Jadi Sorotan Presiden, Begini Respon Gubernur Ganjar

Baca juga: Puluhan Nakes di Kabupaten Tegal Terpapar Covid-19, Bagaimana Nasib Layanan di Fasiltas Kesehatan?

Baca juga: Menyoal Jersey Newells Old Boys ala Maradona Milik Messi saat Selebrasi, Didapat dari Mana?

Baca juga: Geger Jasad Wanita WNI dalam Koper di Arab Saudi, Konjen RI Jeddah Ungkap Hasil Visum

"Kita kasih kesempatan buka, tapi kalau begitu, ya tutup lagi, begitu saja," ujar Ganjar usai rapat koordinasi percepatan penanganan Covid-19 di ruang rapat Kantor Gubernur, Selasa (1/12/2020), sesuai rilis yang diterima tribunpantura.com.

Dengan adanya kasus penyebaran di sekolah tersebut, pihaknya juga akan melakukan evaluasi.

Jika nanti ditemukan hal serupa, akan diambil tindakan tegas dengan menutup sekolah agar tidak melakukan pembelajaran tatap muka.

"Kita juga akan mengevaluasi, kalau ada tutup saja. Tidak usah ragu," tegasnya.

Ganjar juga menjelaskan, rencana pembelajaran tatap muka yang akan dilaksanakan Januari 2021 tetap menggunakan aturan dan mekanisme yang ada untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.

"Januari nanti bukan berarti merdeka, belajarnya masuk (kelas) bebas-bebas saja, iya tidak. Kita harus selektif," jelas Ganjar.

Bukan hanya sekolah, ia juga mengancam akan menutup obyek wisata yang pengelolanya tidak mampu mengelola dengan baik di tengah pandemi.

"Wisata kalau pengelolaannya begitu ya ditutup. Kondisi kayak gini kok," ucapnya.

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo menuturkan bahwa pendataan kasus Covid-19 ada perbedaan antara provinsi dengan pusat.

"Sudah saya jelaskan kemarin," katanya.

Untuk saat ini, lanjut Yuli, klaster terbanyak penyebaran Covid-19 di Jawa Tengah adalah klaster keluarga. Namun, hingga sudah lebih dari 70 ribu tes PCR.

"Klaster tertinggi, itu klaster keluarga. Sampai saat ini tes PCR sudah mencapai lebih dari 70 ribu dan 10,3 persen (positifity rate)," tandasnya. (*)

Baca juga: Tak Hanya Anies, Wagub DKI Jakarta Juga Positif Covid-19, Bagaimana Roda Pemerintahan Ibu Kota?

Baca juga: 3 Guru SMP Negeri di Kudus Meninggal dalam Waktu Sepekan, 2 Terkonfirmasi Positif Covid-19

Baca juga: Tingkat Kesembuhan Covid-19 di Batang Menurun, Dinkes Usulkan ASN di Lingkungan Pemkab WFH

Baca juga: Cara Klaim Token Listrik Gratis PLN Desember 2020: Login www.pln.co.id atau Bisa Via WA Nomor Ini

Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved