Berita Nasional

KSAL Ungkap Rekaman Data 'Drone Laut' Seaglider Temuan Nelayan: Bisa untuk Militer dan Industri

KSAL Ungkap Data Rekaman 'Drone Laut' Seaglider Temuan Nelayan: Bisa untuk Militer dan Industri

Istimewa
Benda mirip rudal ditemukan seorang nelayan di Pulau Bonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar. 

KSAL Laksmana TNI Yudo Margono mengungkapkan, data yang direkam seaglider atau 'drone laut' yang ditemukan nelayan Pulau Bonerate, bisa digunakan untuk kepentingan militer atau industri.

TRIBUNPANTURA.COM, JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono menjelaskan seaglider yang ditemukan nelayan di Perairan Pulau Bonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, pada Sabtu (26/12/2020) lalu pada umumnya digunakan untuk penelitian terkait kelautan atau hidro-oseanografi.

Yudo menjelaskan alat tersebut membawa sejumlah sensor yang dapat merekam antara lain kedalaman laut, arah arus, suhu, kadar oksigen, kesuburan laut, hingga suara ikan.

Meski demikian, pihaknya menurut Yudo belum mengetahui secara pasti data apa saja yang masih ada atau pernah dikirimkan dari alat tersebut.

Baca juga: Arab Saudi Cabut Larangan Terbang, Ibadah Umrah Dijadwalkan Kembali Mulai 16 Januari 2021

Baca juga: Nova TewasTergencet Bodi Mobil di Tol Tembalang-Semarang, Kendaraan Lawan Kecelakaan Misteri

Baca juga: Kapolres Tegal Pimpin Upacara Kenaikan Pangkat, Ini Pesan yang Disampaikan AKBP M Iqbal Simatupang

Baca juga: Jokowi Terbitkan PP 76/2020 soal PNBP, Bikin dan Perpanjan SIM Bisa Gratis? Ini Penjelasan Polri

Yudo menungkapkan data tersebut pada umumnya bisa digunakan untuk sejumlah kepentingan di antaranya pertahanan dan industri.

Yudo menjelaskan pada umumnya data yang bisa digunakan untuk kepentingan pertahanan antara lain terkait kedalaman atau lapisan laut.

Data tersebut, kata Yudo, bisa digunakan untuk menentukan area laut yang memiliki tingkat kepekatan tertentu.

Pada tingkat kepekatan tertentu, kata Yudo, kapal selam dapat bersembunyi dari sonar kapal atas air.

Hal tersebut disampaikan Yudo saat konferensi pers di Markas Pushidrosal Ancol Jakarta Utara pada Senin (4/12/2020).

"Tapi kalau pertahanan mungkin bisa digunakan data kedalaman atau layer laut."

"Di mana kapal selam supaya tidak bisa dideteksi dicari kedalamannya yang layer pekatnya atau tidak."

"Sehingga pada area yang pekat, kapal selam tersebut tidak bisa dideteksi oleh sonarnya kapal atas air," kata Yudo.

Namun demikian, kata Yudo, alat tersebut tidak dapat digunakan untuk mengetahui posisi kapal.

Ia juga mengatakan alat tersebut lazimnya tidak digunakan untuk kegiatan mata-mata

"Jadi alat ini lebih pada untuk riset, riset bawah laut. karena memang alat ini tidak bisa mendeteksi kapal. Jadi bukan untuk kegiatan mata-mata dan sebagainya," kata Yudo.

Sedangkan untuk data terkait industri pada umumnya data yang bisa digunakan antara lain tentang arah arus dan kedalaman laut.

Biasanya, kata Yudo, data tersebut digunakan untuk industri perikanan dan pengeboran.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved