Berita Batang
Harga Kedelai Impor Meroket, Pengusaha Tahu di Batang Minta Pemerintah Galakkan Swasembada Kedelai
Harga kedalai terus mengalami kenaikan, hingga saat ini harga kedelai telah mencapai Rp 9.500 perkilogram dari sebelumnya Rp 6.000 perkilogram.
Penulis: dina indriani | Editor: Rival Almanaf
TRIBUN-PANTURA.COM, BATANG - Harga kedalai terus mengalami kenaikan, hingga saat ini harga kedelai telah mencapai Rp 9.500 perkilogram dari sebelumnya Rp 6.000 perkilogram.
Naiknya harga kedelai impor akhir-akhir ini membuat pengusaha tahu rumahan di Kabupaten Batang, Jawa Tengah hanya bisa pasrah.
Seperti yang dirasakan Amang Adiwiyoto pengusaha tahu rumahan asal Desa Kebonan, Kecamatan Batang.
Amang mengaku pasrah dan sempat menutup produksi selama dua hari.
Baca juga: Kebutuhan Ruang Isolasi Covid-19 di Semarang Meningkat, Pengusaha Perhotelan Enggan Sumbangkan Kamar
Baca juga: Seorang Pemuda di Semarang Babak Belur Dianiaya Kawannya Karena Bikin Kesal Saat Tahun Baru
Baca juga: Harga Emas Antam di Rabu 6 Januari Mengalami Kenaikan Rp 6.000 Berikut Daftar Lengkapnya
Baca juga: Wacana Rekrutmen Guru melalui Skema P3K, Disebut Memiliki Skema yang Tidak Jelas
"Semenjak pandemi memang harga kedelai semakin kesini justru makin naik, imbasnya kemarin sempat menutup produksi selama dua hari karena keuntungan semakin sedikit,
Sekarang ya mau tidak mau jalani saja, karena ini usaha turun temurun jadi harus tetap jalan,"tuturnya, Rabu (6/1/2021).
Dengan semakin meroketnya harga kedelai impor, menurutnya Pemerintah harus terus menggalakkan swasembada kedelai.
Baca juga: Jokowi Pastikan Program Vaksinasi Virus Corona Dimulai Pekan Depan
Baca juga: Kevin de Bruyne Tolak Perpanjangan Kontrak Bersama Manchester City, Ini Respon Pep Guardiola
Baca juga: Dua Terduga Teroris Jaringan JAD Tewas Ditembak Mati Aparat
"Kedelai menjadi bahan baku utama untuk membuat tahu dan tempe, sebagai pengusaha tahu ya kami inginnya Pemerintah terus menggalakkan swasembada kedelai lokal, itu menjadi solusi utama bagi para pengusaha tahu dan tempe," ujarnya.
Dikatakannya, kualitas dari kedelai lokal pun tidak jauh dengan kedelai impor hanya saja sampai saat ini kedelai lokal sangat langka di pasaran.
"Dari kualitas sebenarnya tidak jauh beda kedelai lokal juga bagus, tapi di pasaran susah didapat, semoga ke depan swasembada kedelai bisa terealisasi," pungkasnya. (din)