Pendidikan
Undip Bantah Data Ratusan Ribu Mahasiswa Telah Bocor, Begini Penjelasan Plt Wakil Rektor III
Universitas Diponegoro (Undip) Semarang memastikan server sistem IT yang berisi seluruh data kampus termasuk data pribadi mahasiswa dalam kondisi aman
TRIBUN-PANTURA.COM, SEMARANG - Universitas Diponegoro (Undip) Semarang memastikan server sistem IT yang berisi seluruh data kampus termasuk data pribadi mahasiswa dalam kondisi aman.
Hal itu berdasarkan investigasi yang dilakukan tim selama dua hari ini.
Investigasi dilakukan menyusul kabar yang ramai di media sosial menyatakan 125 ribu data pribadi mahasiswa Undip telah bocor.
Sehingga data pribadi lengkap mahasiswa, alamat, jalur masuk, email, username, password, IPK, riwayat sekolah, beasiswa, dan lain-lain, dapat diakses siapapun.
Baca juga: Warga Binaan Rutan Pekalongan Hasilkan Produk Bernilai Jual
Baca juga: Kisah Pembuat Spring Bed Palsu di Kabupaten Tegal, Baru Sekali Dikomplain Produksi Langsung Berhenti
Baca juga: 2.754 Nakes di Tegal Akan Jalani Vaksinasi Tahap Pertama
Baca juga: Harga Kedelai Impor Meroket, Pengusaha Tahu di Batang Minta Pemerintah Galakkan Swasembada Kedelai
"Kami sudah melakukan proses pengujian dan investigasi, bahkan saat ini masih berjalan terkait kabar yang mengatakan data Undip bocor."
"Kesimpulan sementara dari investigasi tim IT, sampai saat ini server Undip masih aman," kata Plt Wakil Rektor III Undip, Dwi Cahyo Utomo, dalam keterangannya secara virtual, Rabu (6/1/2021).
Ia menuturkan, Undip rata-rata menerima mahasiswa paling banyak hanya 10 ribu mahasiswa per tahunnya. Sementara berdasarkan analisa dari data yang beredar, 125 ribu data mahasiswa yang dikabarkan bocor tersebut merupakan data 2010-2017 atau delapan tahun.
Dwi pun tak bisa memastikan apakah data yang beredar dan dianggap bocor merupakan benar-benar data milik Undip.
Namun, dari uji sampling data yang dilakukan, tidak ditemukan kecocokan data mahasiswa yang beredar dengan data milik Undip yang tersimpan di server IT.
"Harusnya kalau delapan tahun datanya, jumlahnya hanya sekitar 80 ribu saja, bukan 125 ribu mahasiswa. Makanya kami juga merasa aneh dengan kebenaran data tersebut. Jadi kami belum bisa memastikan itu data dari mana," ujarnya.
Selain berdasarkan ketidakcocokan data yang dilakukan uji sampling dalam investigasi, lanjutnya, Undip telah melakukan mitigasi sistem agar server tidak mudah diretas.
Satu di antaranya, setiap mahasiswa, pengajar maupun alumni yang masuk sistem dengan akun pribadi, selalu diminta untuk mengubah password akunnya secara otomatis.
Dari hal itu, ia menyimpulkan, kabar bocornya data 125 ribu mahasiswa tidak benar. Bahkan sistem di Undip masih berjalan normal dan data mahasiswa yang tersimpan di server masih aman.
"Investigasi ini sampai kapan, kami juga belum tahu. Karena investigasi tak hanya memastikan data itu aman saja, tetapi juga mengumpulkan bukti-bukti termasuk jejak digital untuk langkah selanjutnya," jelasnya.
Langkah selanjutnya yang dimaksud yaitu langkah hukum. Dwi menyatakan, Undip akan mengambil langkah hukum terkait kejadian tersebut. Menurutnya, beredarnya kabar 125 ribu data mahasiswa telah bocor sudah mengganggu nama baik Undip.