Berita Pekalongan
Warga Binaan Rutan Pekalongan Hasilkan Produk Bernilai Jual
Meski harus menjalani hukuman akibat pelanggaran hukum dilakukannya, warga binaan pemasyarakatan Rumah Tahanan (Rutan) kelas IIA Kota Pekalongan.
TRIBUN-PANTURA.COM, PEKALONGAN -Meski harus menjalani hukuman akibat pelanggaran hukum dilakukannya, warga binaan pemasyarakatan Rumah Tahanan (Rutan) kelas IIA Kota Pekalongan tetap bisa berkreasi menghasilkan kerajinan yang bernilai jual.
Salah satunya adalah pembuatan keset bermotif dan berbagai kerajinan.
Program pembinaan kemandirian ini bertujuan untuk memberikan bekal kepada warga binaan usai bebas dari masa tahanan.
Kepala Rutan Kelas IIA Pekalongan Anggit Yongki Setiawan mengatakan, program kemandirian yang diberikan ini untuk mendorong warga binaan menghasilkan produk baik kerajinan tangan berupa keset bermotif atau keranjang anyaman.
Baca juga: Kisah Pembuat Spring Bed Palsu di Kabupaten Tegal, Baru Sekali Dikomplain Produksi Langsung Berhenti
Baca juga: 2.754 Nakes di Tegal Akan Jalani Vaksinasi Tahap Pertama
Baca juga: Harga Kedelai Impor Meroket, Pengusaha Tahu di Batang Minta Pemerintah Galakkan Swasembada Kedelai
Baca juga: Kebutuhan Ruang Isolasi Covid-19 di Semarang Meningkat, Pengusaha Perhotelan Enggan Sumbangkan Kamar
"Produk-produk hasil karya dari para WBP ini merupakan wujud pembinaan kemandirian yang selama ini sudah diterapkan di Rutan Pekalongan," kata Kepala Rutan Anggit kepada Tribun-Pantura.com, Rabu (6/1/2021) siang.
Pada pembuatan keset ini, menurut Anggit ada 15 warga binaan yang mengerjakan.
"Rata-rata seorang warga binaan bisa menghasilkan 5 sampai 8 keset dalam sehari," imbuhnya.
Kemudian, bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan keset ini yaitu menggunakan kain perca.
"Keset hasil karya WB ini dibandrol dengan harga mulai dari Rp 10 ribu hingga Rp 30 ribu," tandasnya.
Terkait dengan penjualan produk, Anggit menjelaskan bahwa pemasaran produk dilakukan secara online maupun offline.
"Banyak butik-butik di Pekalongan yang membeli produk dari WB Rutan Pekalongan."
"Walaupun harga keset ini terjangkau, tapi memiliki kualitas produksi yang sangat tinggi," jelasnya.
Sementara itu, Ainul Machnis (42) warga binaan Rutan IIA Pekalongan mengatakan, baru sebulan belajar membuat keset dari bahan kain perca.
Baca juga: Seorang Pemuda di Semarang Babak Belur Dianiaya Kawannya Karena Bikin Kesal Saat Tahun Baru
Baca juga: Harga Emas Antam di Rabu 6 Januari Mengalami Kenaikan Rp 6.000 Berikut Daftar Lengkapnya
Baca juga: Wacana Rekrutmen Guru melalui Skema P3K, Disebut Memiliki Skema yang Tidak Jelas
Baca juga: Jokowi Pastikan Program Vaksinasi Virus Corona Dimulai Pekan Depan
"Saya baru belajar membuat keset satu bulan ini. Awalnya susah tapi setelah dipelajari ternyata mudah," kata Ainul.
Pertama ia bisa memproduksi 2 keset dalam waktu sehari.
"Sekarang sehari sudah bisa membuat 8 keset," imbuhnya.
Ainul beruntung adanya pelatihan seperti ini, jadi setelah keluar dari rutan mempunyai bekal untuk berkarya dan mengembangkan kreativitas. (Dro)