Berita Pemalang

Agensi Sewa Jet Khusus Senilai Rp1,9 Miliar untuk Pulang 35 ABK Indonesia dari Majuro

Agensi Sewa Jet Khusus Senilai Rp1,9 Miliar untuk Pulang 35 ABK Indonesia dari Majuro

Penulis: budi susanto | Editor: yayan isro roziki
Tribunpantura.com/Budi Susanto
Direktur PT Puncak Jaya Samudra, Herman Suprayogi (tengah) memberi penjelasan terhadap kepulangan 35 ABK yang tertahan di Majuro Negara Kepulauan Marshall, di kantornya, Senin (18/1/2021). 

PT Puncak Jaya Samudra, agensi 35 ABK Indonesia yang tertahan di Majuro, memutuskan menyewa jet khusus senilai Rp1,9 miliar untuk memulangkan para ABK.

TRIBUNPANTURA.COM, PEMALANG - Tertahannya 35 ABK asal Pemalang dan sekitarnya di Majuro, Negara Kepulauan Marshall yang ada di Pasifik mulai menemui titik terang. 

Pihak agensi dari PT Puncak Jaya Samudra menyatakan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kepulangan puluhan ABK itu. 

Jawaban itu pun diberikan PT Puncak Jaya Samudra secara langsung, saat dikonfirmasi Tribunjateng.com di kantornya.

Baca juga: 35 ABK Indonesia Terlantar di Majuro, Begini Cara Mereka Bertahan Hidup Menunggu Dipulangkan

Baca juga: KPU Kabupaten Semarang Hibahkan 2.503 Thermogun Bekas Pilkada untuk Desa-desa yang Membutuhkan

Baca juga: Tongkong Batu Bara Terdampar di Pantai Pulau Kodok Kota Tegal, Ini Kerusakan yang Ditimbulkan

Baca juga: Geger Video 35 ABK Indonesia di Majuro Minta Dipulangkan, 15 Orang di Antaranya Warga Pemalang

Diterangkan Edi Purwanto, Staff International Affair PT Puncak Jaya Samudra, puluhan ABK tersebut akan diangkut menggunakan pesawat jet khusus. 

"Mereka akan diberangkatkan dari Majuro pada 27 Januari petang menuju Port Moresby Papua Nugini," paparnya, Senin (18/1/2021).

Dipaparkannya, perjalanan akan dilanjutkan menuju Jakarta menggunakan pesawat komersial. 

"Sampai di Indonesia pada 28 Januari, setelah sampai Jakarta para ABK akan dibawa menggunakan jalur darat."

"Namun tetap menunggu keputusan pemerintah, mereka akan mengikuti karantina atau tidak karena di tengah pandemi," jelasnya. 

Dijelaskan Edi, taksiran sewa jet khusus dari Majuro ke Port Moresby dua kali lipat dibanding pesawat komersial biasa. 

"Taksirannya kalau pesawat komersial biasa, bisa di angka 2.000 Dolar AS perorang. Karena menggunakan pesawat carteran khusus bisa dua kali lipat biayanya," terangnya. 

Jika dikalkulasi, biaya peawat jet khusus untuk 35 ABK dari Majuro ke Papua Nugini bisa mencapai 140.000 Dolar AS atau setara Rp 1,9 miliar.

Total tersebut belum ditambah biaya dari Papua Nugini ke Jakarta. 

Sementara itu, Herman Suprayogi, Direktur PT Puncak Jaya Samudra, mengatakan, pemulangan para ABK yang selesai kontrak menjadi tanggung jawab PT dan pihak pengguna tenaga kerja. 

"Semuanya dibiayai, dan ABK tidak dipungut biaya sepeser pun. Karena pemberangkatan dan pemulangan menjadi tanggung jawab kami dan pengguna tenaga kerja," katanya. 

Herman menerangkan, berbagai upaya telah dilakukan untuk memulangkan para ABK yang tertahan di Majuro. 

"Bahkan beberapa kali kami mencoba menggunakan pesawat komersial, tapi maskapai selalu berubah jawadwalnya."

"Pasalnya negara tersebut menerapkan lock down di tengah pandemi," imbuhnya. 

Ia menambahkan, agensi tidak pernah menelantarkan para ABK, hanya saja kondisi global yang tidak memungkinkan untuk pemulangan karena Covid-19. 

"Kami juga terus berkoordinasi dengan Kemenlu, dan Pemkab Pemalang terkait solusi pemulangan mereka."

"Akhirnya diputuskan menggunakan pesawat khusus," tambahnya.

Tertahan  5 bulan di Majuro

Sebelumnya diberitakan, media sosial digegerkan dengan beredarnya video yang berisi keluh kesah 35 anak buah kapal (ABK) Indonesia yang tertahan di Majuro.

15 di antara ABK tersebut, rupanya merupakan warga Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah (Jateng).

Majuro merupakan sebuah kota di Kepulauan Mashall, yang berada di Samudra Pasifik.

Video tersebut berisi pengakuan kondisi para ABK dari PT puncak Jaya Samudra Pemalang. 

Di mana mereka tertahan dan dihadapankan dengan kondisi sulit di sebuah ruangan yang harus diisi puluhan orang asal Indonesia. 

Bahkan dalam vudeo berdurasi hampir 3 menit itu, para ABK mengaku kontrak kerja mereka sudah habis, namun tak bisa pulang ke Indonesia. 

"Kami minta tolong dengan amat sangat, pulangkan kami semua, disini kami sudah selesai kontrak," kata satu di antara ABK yang mengaku bernama Abdullah dalam video. 

Abdullah juga menuturkan, sudah lima bulan ia tertahan dan tidak memerima gaji. 

"Kami masih punya tanggungan, kami masih punya orang tua, tolonglah pulangkan kami segera," paparnya. 

Selain Abdullah beberapa ABK yang tidak diketahui namanya juga mengeluarkan keluh kesahnya. 

Ia menjelaskan, ruangan yang mereka tempati tidak layak, karena harus berdesak-desakan, dan bocor saat hujan.

"Setiap hari kami diberi makan nasi dan sosis. Kami ingin pulang."

"Di sini ada 35 orang yang berangkat melalui agensi PT Puncak Jaya Samudra. Dan yang ada di sini semua sudah selesai kontrak," ucapnya. (bud)

Baca juga: 35 ABK Indonesia yang Terlantara di Majuro Dipulangkan 28 Januari Mendatang, Sudah Pesan Tiket

Baca juga: Provokasi Warga Ambil Paksa Jenazah Covid-19, Tiga Orang di Tuban Jadi Tersangka

Baca juga: Tiga Rumah Ambruk Terkena Bencana Tanah Gerak di Purworejo, 31 Jiwa Mengungsi

Baca juga: Ari Lasso Happy Dapat Ucapan Ultah dari Legenda Liverpool John Barnes: Kayak Mimpi Rasanya

Sumber: Tribun Pantura
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved